Laman

Jumat, 25 November 2011

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

A. Tujuan: 1. Mengetahui prosedur pembuatan dan penggunaan preparat basah. 2. Mengenal dan melihat sifat juga letaknya antosianin pada Rhoeo discolor. 3. Mengetahui perubahan warna sel setelah ditetesi HCl, Haematoxylin, dan NaOH. B. Landasan Teori 1. Pengertian Antosianin Antosianin (bahasa Inggris: anthocyanin, dari gabungan kata Yunani: anthos = "bunga", dan cyanos = "biru") adalah pigmen yang berwarna merah sampai biru yang terlarut dalam cairan sel yang secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Menurut De Man (1997), pigmen antosianin terletak dalam cairan sel tumbuhan (vakuola), senyawa ini berbentuk glikosida dan menjadi penyebab warna merah, biru, dan violet. Pada dasarnya, antosianin terdapat dalam sel epidermal dari buah dan biasanya terdapat pada buah tua/masak, sayur, akar, dan daun tumbuhan hijau. Antosianin telah banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan aplikasi lainnya. Antosianin merupakan sub-tipe senyawa organik dari keluarga flavonoid dan merupakan anggota kelompok senyawa yang lebih besar yaitu polifenol. Beberapa senyawa antosianin yang paling banyak ditemukan adalah pelargonidin, peonidin, sianidin, malvidin, petunidin, dan delfinidin. Pigmen antosianin terdiri dari glikogen (antosianidin) yang teresterifikasi oleh satu atau lebih gula. Antosianidin ini adalah aglikon antosianin yang terbentuk apabila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling umum pada saat ini adalah sianidin yang berwarna merah lembayung. Warna jingga disebabkan oleh pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu dibanding sianidin, sedangkan warna merah senduduk, lembayung dan biru umumnya disebabkan oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibandingkan dengan sianidin. Vakuola (vaccus-kosong) adalah rongga-rongga yang terbentuk di dalam lumen sel ketika sel bertambah besar dan sel bertambah tua. Berisi cairan vakuola, yaitu suatu larutan cair berbagai bahan organik dan anorganik, gula, protein, lemak, minyak, gas dan garam-garam yang kebanyakan merupakan bahan cadangan makanan atau hasil sampingan metabolisme. Vakuola ini umumnya tidak berwarna, tetapi mungkin berpigmen kebiru-biruan atau kemerah-merahan tergantung lingkungannya. Pigmen ini termasuk zat kimia kelompok antosianin dan terdapat pada bagian tumbuhan seperti akar, daun atau bunga. 2. Manfaat Antosianin Salah satu fungsi antosianin adalah sebagai antioksidan di dalam tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis, penyakit penyumbatan pembuluh darah. Antosianain bekerja menghambat proses aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh, yaitu lipoprotein densitas rendah. Kemudian antosianin juga melindungi integritas sel endotel yang melapisi dinding pembuluh darah sehingga tidak terjadi kerusakan. Kerusakan sel endotel merupakan awal mula pembentukan aterosklerosis sehingga harus dihindari. Selain itu, antosianin juga merelaksasi pembuluh darah untuk mencegah aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Berbagai manfaat positif dari antosianin untuk kesehatan manusia adalah untuk melindungi lambung dari kerusakan, menghambat sel tumor, meningkatkan kemampuan penglihatan mata, serta berfungsi sebagai senyawa anti-inflamasi yang melindungi otak dari kerusakan. Selain itu, beberapa studi juga menyebutkan bahwa senyawa tersebut mampu mencegah obesitas dan diabetes, meningkatkan kemampuan memori otak dan mencegah penyakit neurologis, serta menangkal radikal bebas dalam tubuh. 3. Faktor-faktor yang memengaruhi kestabilan Antosianin a. pH Warna yang ditimbulkan oleh antosianin tergantung dari tingkat keasaman (pH) lingkungan sekitar sehingga pigmen ini dapat dijadikan sebagai indikator pH. Warna yang ditimbulkan adalah merah (pH 1), biru kemerahan (pH 4), ungu (pH 6), biru (pH 8), hijau (pH 12), dan kuning (pH 13). Untuk mendapatkan warna yang diinginkan, antosianin harus disimpan menggunakan larutan bufer dengan pH yang sesuai. b. Kation Sebagian kation, terutama kation divalen dan trivalen harus dihindari karena dapat menyebabkan perubahan warna antosianin menjadi biru hingga terjadi pengendapan pigmen. Selain itu, permukaan tembaga, baja ringan, dan besi juga sebaiknya dihindari. c. Oksigen Saat terlarut di dalam suatu larutan campuran, antosianin akan teroksidasi perlahan-lahan. d. Sulfur dioksida (SO2) Apabila sulfur dioksida bereaksi dengan antosianin maka akan terbentuk produk yang tidak berwarna. Reaksi perubahan warna tersebut bersifat reversible sehingga hanya dengan memanaskan SO2 maka warna akan kembali seperti semula. e. Protein Apabila sumber antosianin bereaksi dengan protein maka akan terbentuk uap atau endapan. Peristiwa ini lebih dipengaruhi oleh pigmen non fenolik yang bereaksi dengan protein seperti gelatin. f. Enzim Penggunaan beberapa enzim dalam pengolahan makanan yang mengandung antosianin dapat mengakibatkan kandungan antosianin di dalamnya hilang atau berkurang. Hal ini sebagian disebabkan oleh enzim glukosidase yang ada pada tahap preparasi enzim. C. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Object glass b. Cover glass c. Kertas saring d. Pipet e. Alat sayat (silet) f. Mikroskop 2. Bahan : a. Daun Rhoeo discolor b. Aquadest c. Reagen HCL d. Reagen NaOH e. Reagen Haematoxylin D. Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Membersihkan object glass dan cover glass dengan kertas saring. 3. Menyayat setipis mungkin daun Roheo discolor dengan sayatan melintang dan membujur. 4. Meneteskan aquades pada object glass. 5. Menyimpan sayatan pada object glass, usahakan sayatan tenggelam dalam reagen. 6. Meneteskan HCl pada preparat a, NaOh pada preparat b, dan Hemaxtosilin pada preparat c. 7. Hasil sayatan di simpan pada masing-masing object glass dengan menggunakan silet. 8. Kemudian tutupi objek glass dengan cover glass, menggunakan silet. 9. Mengamati melalui mikroskop dengan pembesaran 10X – 40X. 10. Menggambar beberapa sel daun Rhoeo discolor. E. Hasil pengamatan 1. Sayatan Rhoeo discolor melintang a. Sayatan Rhoeo discolor melintang dengan menggunakan reagen Aquadest + HCL
b. Sayatan Rhoeo discolor melintang dengan mengunakan reagen NaOH
c. Sayatan Rhoeo discolor melintang dengan menggunakan reagen Haematoxylin
2. Sayatan Rhoeo discolor membujur a. Sayatan Rhoeo discolor membujur dengan menggunakan reagen Aquadest
b. Sayatan Rhoeo discolor membujur dengan menggunakan reagen Aquadest + HCL
c. Sayatan Rhoeo discolor membujur dengan menggunakan reagen NaOH
d. Sayatan Rhoeo discolor membujur dengan menggunakan reagen Haematoxylin
F. Pembahasan Benda-benda renik tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Untuk melihat benda-benda tersebut tentunya kita membutuhkan alat yang dinamakan mikroskop. Untuk mengamati sel-sel yang terdapat pada Rhoeo discolor biasanya kita menggunakan preparat basah karena untuk saat ini tumbuhan tersebut masih dapat kita jumpai di berbagai tempat. Preparat basah merupakan preparat yang paling praktis membuatannya daripada preparat awetan karena dalam pembuatan relative mudah. Akan tetapi terdapat kekurangan mengenai preparat ini yaitu penggunaannya tidak dapat digunakan dengan berulang kali. Meskipun preparat basah merupakan preparat yang praktis dalam pembuatannya, kita juga memerlukan beberapa taktik untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita inginkan, seperti sayatannya harus tipis, tidak terdapat gelembung antara reagen dan object diantara cover glass dan object glass. Juga preparat basah ini harus dijaga dengan baik supaya cover glass tidak bergerak yang mengakibatkan adanya gelembung pada object atau cover glass tersebut lepas dari object glass. Dalam pembuatan preparat diperlukan reagen yang terdiri dari berbagai macam reagen tergantung kebutuhannya . Namun pada praktikum kali ini kita menggunakan reagen Aquadest, HCl, NaOH dan Haematoxylin dan objeknya kita menggunakan daun Rhoeo discolor. Pada praktikum kali ini, disini digunakan bahan pigmen dari epidermis bagian bawah dan atas daun Roheo discolor untuk mengetahui apakah ada perubahan antara preparat yang diberikan air, asam pekat dan basa pekat dari warna asliya. Pada kondisi awal sebelum adanya perlakuan, sel-sel Rhoeo discolor pada bagian tepinya terdapat pigmen antosianin (warna ungu) yang mengumpul pada suatu tempat. Perubahan warna pigmen terjadi ketika sayatan (object) telah ditetesi reagen. Hal ini diketahui akibat adanya sifat antosianin sangat dipengaruhi oleh pH, bila ekstrak antosianin direaksikan dengan larutan HCl (bersifat asam), pigmennya akan berubah warna menjadi warna merah muda. Sedangkan bila ekstrak antosianin direaksikan dengan larutan NaOH (bersifat basa), pigmennya akan berubah warna menjadi warna hijau yang seringkali berakhir dengan warna kuning. Terjadinya perubahan warna tersebut diakibatkan perubahan struktur antosianin akibat pengaruh ion H+ dan OH-. Sedangkan sayatan Rhoeo discolor yang direaksikan dengan reagen Haematoxylin hanya terjadi perubahan warna dan terdapat penebalan pada dindingnya, jika terdapat sel yang berwarna kuning keemasan itu berarti ekstrak tersebut mengandung lignin, akan tetapi jika tidak terdapat warna keemasan berarti ekstrak tersebut hanya mengandung sedikit lignin. G. Kesimpulan Dalam pembuatan preparat basah kita memerlukan cara-cara yang baik supaya mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan kita. Terjadinya perubahan warna pigmen pada preparat setelah ditetesi larutan diketahui akibat adanya sifat antosianin sangat dipengaruhi oleh pH. Bila ekstrak antosianin direaksikan dengan senyawa yang bersifat basa, pigmennya akan berubah warna menjadi hijau yang seringkali berakhir menjadi warna kuning. Bila ekstrak antosianin direaksikan oleh senyawa yang bersifat asam, maka ekstrak akan berubah warna menjadi warna merah muda. Bila ekstrak tersebut direaksikan dengan reagen haematoxylin akan terjadi penebalan dinding dan terdapat warna keemasanberarti ekstrak tersebut mengandung lignin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetabilan adalah pH, Kation, Sulfur dioksida (SO2), Oksigen, Protein, dan Enzim. H. DAFTAR PUSTAKA Fita, Princess. (2011). Praktikum iv Aktivitas stomata. [Online]. Tersedia : http://princessfita.blogspot.com/2011_02_01_archive.html. [14 Februari 2011] Mustofa, Romy Faisal. (2011). Manual Praktikum Mikroteknik. Tasikmalaya : Tidak diterbitkan. Salisbury, F.B., Cleon W.R. 1995. Fisiologi Tumbuhan, jilid 1. Penerbit ITB, Bandung. Sutrian, Y. (2004). Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Syahya, G. (2011). Letak dan Sifat Antosianin. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Antosianin. [23 November 2011].

Minggu, 21 Agustus 2011

laporan praktikum

MEMBUAT ALAT TEPAT GUNA SEDERHANA
MA’HAD DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH DAERAH GARUT
TAHUN AJARAN 2009/2010



1. NAMA ALAT
Miniatur rakit tenaga dynamo.

2. URAIAN KONSEP

2.1. Pengertian Dinamo
Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga untuk industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada abad 21.Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran mekanik menjadi listrik arus bolak-balik.
Dinamo pertama berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh hyppolite fixii, seorang pembuat alat Prancis. Alat ini menggunakan magnet permanen yang diputar oleh sebuah "crank". Magnet yang berputar diletakaan sedemikian rupa sehingga kutub utara dan selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat. Pixii menemukan bahwa magnet yang berputar memproduksi sebuah pulsa arus di kawat setiap kali sebuah kutub melewati "coil". Lebih jauh lagi, kutub utara dan selatan magnet menginduksi arus di arah yang berlawanan. Dengan menambah sebuah komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
2.2. Prinsip kerja
Prinsip kerja dinamo sama dengan generator AC. Yaitu Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat. Namun, pada dinamo arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada dinamo berupa cincin belah (komutator).
2.3.Pembahasan
Dinamo itu magnet yang berputar dekat kumparan. Magnet permanent berputar di dekat sebuah kumparan diam yang dililitkan pada inti besi. Akibat perputaran magnet,garis-garis gaya magnet yang memotong kumparan berubah-ubah. Hal ini menyebabkan tinbulnya GGL induksi pada ujung-ujung kumparan sehingga menghasilkan arus listrik industri. Arus listrik induksi akan mengalir melalui batu baterai yang dihubungkan oleh kabel.
Ukuran baling-baling sangat mempengaruhi terhadap laju geraknya sebuah rakit. Semakin besar baling-baling semakin besar pula tenaga yang dikeluarkan untuk menggerakan rakit tersebut.
Selain itu, Keseimbangan berat rakit pun berpengaruh. Diusahakan benda yang akan dibuat kapal itu hampa udara supaya mengapung diatas air.
Pada dynamo tersebut ada kemudi yang dapat mengatur arah akan kemana laju rakit tersebut berjalan.
3. TUJUAN
 Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, khususnya dalam bidang sains melalui percobaan
 Untuk memenuhi tugas ujian praktek madrasah mata pelajaran fisika
 untuk mencoba menerapkan teory fisika dalam kehidupan sehari-hari secara sederhana dengan memanfaatkan barang-barang yang ada disekitar kita yang sudah tidak terpakai lagi.
4. MANFAAT
 Rakit ini dapat digunakan sebagai contoh alat transfortasi di daerah perairan dengan berjalan secara otomatis diatas air tanpa menggunakan alat yang manual, juga dapat digunakan di tempat-tempat wisata yang bahan dasarnya air, Seperti danau,situ,dll.
 Dinamo tersebut dapat digunakan sebagai alat penggerak benda lain seperti mainan anak-anak, sepeda, dan lain sebagainya.
 Bisa membuat sebuah alat yang menggunakan barang yang sudah tidak terpakai.
5. ALAT DAN BAHAN
~ Gergaji ~ Paralon
~ Lem bakar ~ Batu baterai
~ Stick ice cream ~ Lem kayu
~ Gunting ~ Dinamo bekas
~ Kawat ~ Tang
~ Cutter ~ gasoline
~ Plastik stir ~ Bekas mainan anak-anak
~ Lem kertas ~ Kardus bekas
~ Kertas kado bekas ~ Gabus
~ Double tape ~ Lilin
~ Cat ~ Kertas karton
~ Kuas ~ Kabel
~Stapler ~ Penggaris
6. RINCIAN BIAYA
Adapun biaya yang diperlukan untuk membuat miniatur rakit adalah sebagai berikut :
Nama Barang Banyak barang Harga barang
Lem bakar 1pcs Rp. 1.500;
Stick ice cream 1pak Rp. 1.500;
Lem kertas 1pcs Rp. 500;
Kuas 1pcs Rp. 2.500;
Kertas karton 1lembar Rp. 1.500;
Cutter lipat 1pcs Rp. 500;
Total Rp. 8.000;

7. PROSEDUR / LANGKAH KERJA
a. Potong paralon dengan ukuran sama panjang menggunakan gergaji besi
b. Tutup lubang paralon oleh gabus supaya paralon tersebut hampa udara sehingga air tidak dapat masuk ke dalam paralon
c. Panaskan kawat untuk melubangi paralon
d. Lubangi paralon oleh kawat yang sudah dipanaskan
e. Gabungkan tiap paralon dengan mengikatkan kawat pada paralon tersebut
f. Cat paralon tersebut supaya terlihat lebih indah
g. Gabungkan 1 stick ice cream dengan stick yang lain untuk dijadikan alas. Lalu tempelkan alas tersebut pada paralon yang telah digabungkan dengan menggunakan lem bakar
h. Buat bangunan seperti sebuah gazebo (saung) untuk dijadikan tempat berlindung dari panas dan sebagai tempat duduk untuk para pengguna rakit dengan menggunakan kardus yang telah dilapisi oleh kertas kado supaya terlihat indah. Lalu letakkan bangunan tersebut diatas alas yang tadi
i. Tutup dynamo dengan menggunakan mainan anak yang sudah tidak terpakai supaya terlindung dari rendaman air
j. Buatlah baling-baling sebagai penggerak dynamo untuk membantu memberi tenaga dalam menggerakan kapal, lalu letakkan baling-baling pada roda dynamo
k. Ikatkan ujung kabel yang sudah terkelupas pada dynamo
l. Letakkan dynamo dibagian depan kapal
m. Ikatkan kabel yang sudah terkelupas ujungnya pada batu baterai dengan menyesuaikan muatan positif atau negatifnya batu baterai.Lalu Letakkan Batu baterai diatas alas yang sudah digabungkan dengan bangunan
n. Letakkan rakit diatas air
o. Sekarang ada dua ujung kabel yang tidak terhubung dengan sesuatu.Kaitkan keduanya.
p. Selamat mencoba

8. KESIMPULAN
• Energi listrik itu dapat berubah menjadi energy mekanik.
• Dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai, kita bias membuat sesuatu yang bermanfaat tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
• Dari percobaan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa rakit yang saya buat itu bias digunakan untuk contoh dalam membuat rakit di berbagai tempat wisata, khususnya di tempat wisata yang ada unsure airnya. Seperti Danau, Situ,dll. Juga dapat digunakan sebagai mainan anak-anak.

















Lampiran gambar…



Selasa, 02 Agustus 2011

Anugerah-Mu Begitu Indah...

Anugrah Allah memang begitu Indah...
Ya Rabb...Sungguh hamba berat menjalani semua ini..Hamba merasa hidup ini tidak adil..kenapa Ya Allah??Kenapa??apa salah hamba???
Mungkin memang Banyak terdapat kekurangan dalam diri hamba, tapi tolong beri hamba kesempatan untuk menutupi semua kekurangan ini..
Ya Rabb...Terima Kasih atas smua Anugrah yang telah Engkau beri padaku, Sungguh banyak pelajaran yang hamba dapat dari anugrah yang Kau beri...
Subhanallah Hamba begitu bangga pada mereka...



to be continue

Rabu, 20 Juli 2011

galunggung mountain


Galunggung merupakan salah satu gunung merapi yang berada di kabupaten Tasikmalaya...
kemarin tepatnya hari sabtu, 15 Juli 2011 santri baru Islamic Boarding School melakukan karyawisata ke galunggung dengan menempuh jarak kurang lebih 4 KM jalan kaki dan menaiki tangga sebanyak 620 tangga yang jika pulang pergi menjadi 1240 anak tangga...
to be continue...

Selasa, 24 Mei 2011

Tugas Mortum

DAFTAR INVENTARIS TUMBUHAN TAMAN HUTAN RAYA IR.H.DJUANDA BANDUNG
NO NAMA LATIN NAMA DAERAH FAMILIA
1 Pinus merkusii Pinus Pinaceae
2 Toona sureni Suren Meliaceae
3 Brugmansia versicolor Kecubung warna Solanaceae
4 Pterygota horsifieldii Kolentang Sterculiceae
5 Salmalia malabarica Dangdeur Bombacaceae
6 Pterycarpus indicus Angsana/Sono kembang Padnoniaceae
7 Cananga odorata Kananga Annonaceae
8 Pinus montezumae Pinus meksiko Pinaceae
9 Casia siamea Johar Fabaceae
10 Bauhinia purpurea Kupu-kupu Caesalceae
11 Pilea gliberima Poh-pohan Urticaceae
12 Artocarpus reticulates Campedak sulawesi Moraseae
13 Terminalia bellirica Jaha Combretaceae
14 Dipterocarpus Sp Kemuning Dipterocarpaceae
15 Tristiropsis canaroides Ki Hoe Sapindaceae
16 Kigelia aethiopica Sosis Bignoniaceae
17 Schefflera aromatica Mareme Sapindaceae
18 Lagerstoemia ovalifolia Bungur daun kecil Lythraceae
19 Khaya anthotheca Mahoni uganda Meliaceae
20 Mammea odorata Binar Clusiaceae
21 Quercus platycarpa Pasang Fagaceae
22 Eucalyptus deglupta Leda Myrtaceae
23 Jacaranda filicifolia Jaka rinda Bignoniaceae
24 Fillisium decipiens Ki sabun/ kraypayung Sapindaceae
25 Taxodium mucronat Cemara meksiko Casuarinaceae
26 Fragrarea fragrans Tembesu/ Ki endog Loganiaceae
27 Longerstoemia loudoni Bungur siam Lythraceae
28 Ptreospermium celebicum Bayur sulawesi Malvaceae/Sterculaeae
29 Cassuarina junghuhniana Cemara gunung Casuarinaceae
30 Delonic regia Flamboyan Fabaceae
31 Enterolobium cyclocarpum Sengon buto Fabaceae
32 Mangifera foetida Limus Annonaceae
33 Persea americana Alpukat Lauraceae
34 Swietenia macrophylla Mahoni berdaun besar Meliaceae
35 Agatis dammmara Damar Arauucariaceae
36 Shorea leprosula Meranti tembaga Dipterocarpaceae
37 Calophyllum Bintangur, Sulatri Clusiaceae
38 Cedrella mexiana Cedar honduras Meliaceae
39 Instia bijuga Merbau Fabaceae
40 Hopea odorata Cengal pasir Dipterocarpaceae
41 Cupressus Sp Camara Cupressaceae
42 Pinus insularis Pinus tusam Pinaceae
43 Stercullia urceolata Hantap paray Malvaceae
44 Ficus benjamina Beringin Moraceae
45 Schzolobium excelsum Ki oray Fabaceae
46 Euodiam aromatica Ki sampang Rutaceae
47 Artocarpus heterophyllus Nangka Moraceae
48 Homolanthus populnea Kareumbi Euphorbiaceae
49 Styrax benzoin Kamenyan Styraceae
50 Azadirachta exelsa Sentang/Surian bawang Meliaceae
51 Erythrina fuscalour Dadap cangkring Papolionaceae
52 Dipterocarpus retusus Kerung gunung/palahlar Dipterocarpaceae
53 Maeropsis eminii Kayu afrika Rhamnaceae
54 Palagulum obtusifolium Nantu/Nyatoh Sapotaceae
55 Pterygota alata Kasah Sterculiceae
56 Terminallia kaembachii Ketapang Combretaceae
57 Pinus merkusii jung Tusam pinus Pinaceae
58 Mangifera indica Mangga Malvaceae
59 Hibiscus rosa-sinensis Bunga sepatu Malvaceae
60 Caesalpina pulcherima Kembang merak Caesalceae
61 Acalipa cuspida Teh-tehan Cuspidaceae
62 Khaya anthotheca Mahoni Uganda Meliaceae
63 Altingia exalsa Rasa mala Hamamelidaceae
64 Dipterocarpus Trinevis Keruing Dipterocarpaceae