Laman

Selasa, 24 Mei 2011

Tugas Mortum

DAFTAR INVENTARIS TUMBUHAN TAMAN HUTAN RAYA IR.H.DJUANDA BANDUNG
NO NAMA LATIN NAMA DAERAH FAMILIA
1 Pinus merkusii Pinus Pinaceae
2 Toona sureni Suren Meliaceae
3 Brugmansia versicolor Kecubung warna Solanaceae
4 Pterygota horsifieldii Kolentang Sterculiceae
5 Salmalia malabarica Dangdeur Bombacaceae
6 Pterycarpus indicus Angsana/Sono kembang Padnoniaceae
7 Cananga odorata Kananga Annonaceae
8 Pinus montezumae Pinus meksiko Pinaceae
9 Casia siamea Johar Fabaceae
10 Bauhinia purpurea Kupu-kupu Caesalceae
11 Pilea gliberima Poh-pohan Urticaceae
12 Artocarpus reticulates Campedak sulawesi Moraseae
13 Terminalia bellirica Jaha Combretaceae
14 Dipterocarpus Sp Kemuning Dipterocarpaceae
15 Tristiropsis canaroides Ki Hoe Sapindaceae
16 Kigelia aethiopica Sosis Bignoniaceae
17 Schefflera aromatica Mareme Sapindaceae
18 Lagerstoemia ovalifolia Bungur daun kecil Lythraceae
19 Khaya anthotheca Mahoni uganda Meliaceae
20 Mammea odorata Binar Clusiaceae
21 Quercus platycarpa Pasang Fagaceae
22 Eucalyptus deglupta Leda Myrtaceae
23 Jacaranda filicifolia Jaka rinda Bignoniaceae
24 Fillisium decipiens Ki sabun/ kraypayung Sapindaceae
25 Taxodium mucronat Cemara meksiko Casuarinaceae
26 Fragrarea fragrans Tembesu/ Ki endog Loganiaceae
27 Longerstoemia loudoni Bungur siam Lythraceae
28 Ptreospermium celebicum Bayur sulawesi Malvaceae/Sterculaeae
29 Cassuarina junghuhniana Cemara gunung Casuarinaceae
30 Delonic regia Flamboyan Fabaceae
31 Enterolobium cyclocarpum Sengon buto Fabaceae
32 Mangifera foetida Limus Annonaceae
33 Persea americana Alpukat Lauraceae
34 Swietenia macrophylla Mahoni berdaun besar Meliaceae
35 Agatis dammmara Damar Arauucariaceae
36 Shorea leprosula Meranti tembaga Dipterocarpaceae
37 Calophyllum Bintangur, Sulatri Clusiaceae
38 Cedrella mexiana Cedar honduras Meliaceae
39 Instia bijuga Merbau Fabaceae
40 Hopea odorata Cengal pasir Dipterocarpaceae
41 Cupressus Sp Camara Cupressaceae
42 Pinus insularis Pinus tusam Pinaceae
43 Stercullia urceolata Hantap paray Malvaceae
44 Ficus benjamina Beringin Moraceae
45 Schzolobium excelsum Ki oray Fabaceae
46 Euodiam aromatica Ki sampang Rutaceae
47 Artocarpus heterophyllus Nangka Moraceae
48 Homolanthus populnea Kareumbi Euphorbiaceae
49 Styrax benzoin Kamenyan Styraceae
50 Azadirachta exelsa Sentang/Surian bawang Meliaceae
51 Erythrina fuscalour Dadap cangkring Papolionaceae
52 Dipterocarpus retusus Kerung gunung/palahlar Dipterocarpaceae
53 Maeropsis eminii Kayu afrika Rhamnaceae
54 Palagulum obtusifolium Nantu/Nyatoh Sapotaceae
55 Pterygota alata Kasah Sterculiceae
56 Terminallia kaembachii Ketapang Combretaceae
57 Pinus merkusii jung Tusam pinus Pinaceae
58 Mangifera indica Mangga Malvaceae
59 Hibiscus rosa-sinensis Bunga sepatu Malvaceae
60 Caesalpina pulcherima Kembang merak Caesalceae
61 Acalipa cuspida Teh-tehan Cuspidaceae
62 Khaya anthotheca Mahoni Uganda Meliaceae
63 Altingia exalsa Rasa mala Hamamelidaceae
64 Dipterocarpus Trinevis Keruing Dipterocarpaceae

Jumat, 13 Mei 2011

Komunikasi

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Banyak orang yang belum memahami tentang arti dari organisasi, dan bagaimana organisasi itu dijalankan dengan cara yang benar. Orang yang masuk organisasi belum tentu paham akan manajemen dan ketentuan dalam organisasi.
Didalam organisasi banyak konflik yang terjadi akibat tidak lancarnya komunikasi antar kelompok, dan didalam kelompok sering pula terjadi konflik akibat dari tidak lancarnya komunikasi antar individu dalam kelompok.
Jadi untuk menghindari hal itu sebaiknya pelaku organisasi memperbaiki cara berkomunikasi antar kelompok. Disini peran pemimpin sangat dibutuhkan untuk mencapai optimalnya manajemen organisasi yang baik. Yaitu pemimpin me-manag antar kelompok dalam organisasi tersebut dan memerintahkan para ketua kelompok untuk me-manag anggotanya. Sehingga tidak terdapat kesenjangan social dalam melaksanakan tugas masing-masing. Salah satunya dengan memperbaiki komunikasi antar individu, sehingga tidak terdapat miss communication dalam hubungan antar anggota kelompok.
Oleh karena itu, penulis berinisiatif memberi judul pada makalah ini “Komunikasi antar Individu dalam Organisasi”. Supaya kita bisa berorganisasi dengan baik dan benar demi mencapai pengoptimalan manajemen, Kepemimpinan dalam berorganisasi. Yaitu dengan memanajemen anggota organisasi terlebih dahulu dengan baiknya komunikasi antar individu. Setelah itu baru memanajemen kelompok dalam organisasi. Dengan begitu organisasi yang kita harapkan akan tercapai.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:
a. Apakah manajemen, organisasi, kepemimpinan, dan komunikasi itu?
b. Bagaimana komunikasi antar perseorangan?
c. Bagaimana hubungan komunikasi dengan perilaku organisasi?
d. Bagaimana Kepemimpinan dalam kelompok?
e. Apa Konflik?
f. Bagaimana Strategi Penanganannya?


3. Pembatasan Masalah
Dalam latar belakang serta rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis membatasi masalah menjadi ruang lingkup organisasi yang dibahas adalah Komunikasi antar individu dalam organisasi..
4. Tujuan Makalah
Adapun beberapa tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi salah satu syarat sidang Program Pemantapan Kaderisasi Mahasiswa
b. Agar mengetahui tentang komunikasi, Organisasi, manajemen dan kepemimpinan
c. Agar mengetahui komunikasi antar perseorangan
d. Agar mengetahui hubungan komunikasi dengan perilaku organisasi
e. Agar mengetahui peran kepemimpinan dalam kelompok
f. Agar kita mengetahui tentang konflik dan penanganannya.





B. ISI
1. Landasan Teori
a. Manajemen
Manajemen memerlukan koordinasi sumber-daya manusia dan material ke arah tercapainya tujuan. Kita sering kali berbicara tentang orang yang me-manage urusan-urusan, tetapi konotasi yang biasa menunjukan usaha kelompok. Ada empat unsur yang dapat diidetifikasi, yaitu: (1) Ke arah tujuan, (2) melalui orang-orang, (3) via teknik, (4) dalam organisasi. Definisi yang lazim mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan kegiatan pengawasan.
Ada pula yang menyebutkan bahwa manajemen adalah pekerjaan mental (Pikiran, perasaan) yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam konteks organisasi.
Manajemen adalah subsistem kunci dalam system organisasi. Ia meliputi seluruh organisasi dan merupakan kekuatan vital yang menghubungkan semua sub-sistem lainnya. Manajemen mencakup hal-hal berikut:
1) Mengkoordinir sumber-daya manusia, material, dan keuangan kearah tercapainya sasaran organisasi secara efektif dan efisien
2) Menghubungkan organisasi dengan lingkungan luar dan menanggapi kebutuhan masyarakat
3) Mengembangkan iklim organisasi di mana orang dapat mengejar sasaran perseorangan (individual) dan sasaran bersama (collective)
4) Melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang dapat ditetapkan seperti menentukan sasaran, merencanakan, merakit sumber-daya, mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi
5) Melaksanakan berbagai peranan antar pribadi, informasional, dan memutuskan (decisional).
Studi manajemen ini relatif baru dalam masyarakat kita, terutama berasal dari pertumbuhan perusahaan yang besar dan kompleks dan organisasi skala besar, semenjak revolusi industri.
Lahirnya manajemen sebagai lembaga yang esensil, nyata dan terkemuka, merupakan suatu peristiwa amat penting dalam sejarah sosial. Jarang kalaupun ada, suatu lembaga dasar baru, kelompok terkemuka baru, yang tumbuh sedemikian pesat seperti halnya manajemen, semenjak peralihan abad ini. Jarang dalam sejarah manusia, suatu lembaga baru yang terbukti sedemikian sangat diperlukan begitu cepatnya; dan bahkan lebih jarang lagi suatu lembaga baru yang tampil dengan sedemikian kecilnya tntangan, begitu sedikitnya gangguan, dan sedemikian kecilnya pertentangan.
Manajemen yang merupakan organ masyarakat, khususnya bertugas memproduktifkan sumber-daya, artinya, bertanggung jawab terhadap kemajuan ekonomi yang terorganisir, sehingga mencerminkan semangat dasar dari zaman modern. Memang kenyataannya ia sangat diperlukan dan ini menjelaskan mengapa, segera setelah lahir ia berkembang sedemikian pesat dan sedemikian kecilnya tantangan.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat dipandang sebagai (1) kelompok status (posisi elite), (2) tokoh, (3) fungsi, (4) proses. Para direktur, eksekutif, administrator, manajer, boss, dan kepala biasanya dimasukkan sebagai tokoh dalam kategri yang disebut kepemimpinan (leadership). Status elite dapat karena keturunan (hak suci para raja), pemilihan, atau pengangkatan.
Personifikasi kepemimpinan menekenken keahlian teknis dan antar-pribadi di samping karisma. Kebanyakan riset dan tulisan tentang kepemimpinan adalah sifat dan kepribadian dari orang yang menjadi pemimpin dalam situasi tak terstruktur yng seringkali kacau. Para pemimpin muncul karena ‘mereka dapat membentuk dan mengubah siuasi, dan dengan demikian membuat suatu system makna bersama yang memberikan dasar untuk tindakan terorganisir’.
Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Dalam organisasi modern, fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan oleh beberapa peserta. Akan tetapi, pujian atau cacian, karena sukses atau gagal, biasanya ditujukan kepada individu-pemimpin formal. Fenomena ini tampak jelas dalam semua organisasi, tetapi terutama menonjol dalam dunia sport, dimana para pelatih dan manajer adalah dipuji sebagai pahlawan atau dicaci, kendatipun fakta bahwa banyak variable yang mempengaruhi prestasi tim, termasuk nasib.
Kepemimpinan adalah suatu proses dinamis. Hubungan pemimpin-pengikut adalah bersifat timbal-balik dan berkembang melalui transaksi antar-pribadi dengan berjalannya waktu. Akan tetapi, penekanan dalam masyarakat kita adalah jelas pada atribut dan tindakan pemimpin.
Ada berbagai definisi tentang kepemimpinan. Fidler menyebutkan hampir selusin definisi yang berbeda dan menyimpulkan bahwa pemimpin adalah individu dalam kelompok yang bertugas membimbing dan mengkoordinir aktivitas-aktivitas kelompok yang relevant dengan tugas atau orang yang jika tidak ada pemimpin yang ditunjuk, memikul tanggung jawab primer untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini dalam kelompok. Penekanan pada koordinasi kegiatan-kegiatan kelompok yang berorientasi kepada tugas, tampaknya menunujukan bahwa memimpin itu sinonim dengan me-manaje. Akan tetapi, biasanya manajemen dianggap merupakan fungsi yang lebih luas yang meliputi kegiatan-kegiatan lain daripada pemimpin.
Kepemimpinan adalah bagian dari manajemen, tetapi tidak semuanya.
Kepemimpinan adalah kesanggupan untuk menunjuk orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan entusias. Faktor manusialah yang mengikat suatu kelompok dan menggerakkannya ke arah sasaran. Tindakanlah yang membuat sukses semua potensi yang terdapat dalam organisasi dan orang-orangnya.
Hunt dan Osborn menggambarkan dua jenis kepemimpinan. “Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang ditentukan oleh peranan pemimpin dan secara konseptual sama dengan perilaku supervisory standard dan ‘kekepalan’. Kepemimpinan bebas melibatkan intervensi perilaku kepemimpinan di luar yang ditentukan oleh peranannya”. Konotasi ini menekankan peranan kepemimpinan dalam menjelaskan respons perilaku yang lebih daripada ruti. Ia menunjukkan ‘penyadapan’ kemampuan manusia yang latent untuk mencapai tujuan kelompok. Dan ia berkaitan dengan konsep kita mengenai system pengaruh dengan menekankan peranan bujukan (role of persuasion).
Tannenbaum dan Massarik (2002: 516) mengikhtisarkan hubungan antara kepemimpinan dengan system pengaruh dengan menyatakan bahwa kepemimpinan itu adalah “Pengaruh antar-pribadi yang dilaksanakan dalam bernagai situasi dan diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu melalui proses komunikasi”. Kepemiminan selalu menyangkut usaha pemimpin (yang mempengaruhi) untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
c. Organisasi
Perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan departemen pemerintah, pemerintah daerah, perusahaan negara, perusahaan swasta, rukun warga, rukun tetangga, partai politik, dan sebagainya. Memang bbetul bahwa semmuanya adalah organisasi. Akan tetapi yang dimaksud dengan organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama.
1) Pengertian Organisasi
Untuk memberikan gambaran yang umum mengenai Organisasi, dibawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian dari organisasi yang lazim digunakan dalam kepustakaan administrasi, manajemen, dan organisasi.

Pengertian organisasi menurut para ahli:
a) Menurut Dr. Sondang, “Organisasi adalah Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan”.
b) Menurut Prof. Dr. Prajudi, “Organisasi adalah Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu”.
c) Organisasi dapat pula didefinisikan suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu kesatuan yang telah disetujui bersama.
d) Menurut Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers, “Organisasi adalah Suatu sistem yang mapan dari mereke yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas”.


e) Menurut bernard Rosenbaltt, Robert Bonnington, dan Berverd E. Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang”.
2) Perilaku perseorangan dalam organisasi
Manusia, dan hanya manusia satu-satunya, yang merupakan sumber utama organisasi, yang tidak bias digantikan oleh teknologi apa pun. Bagaimanapun baiknya organisasi, lengkapnya sarana dan fasilitas kerja, semuanya tidak akan mempunyai arti tanpa ada manusia yang mengatur, menggunakan, dan memeliharanya.
Menurut E. A. Johns bahwa “keberhasilan seorang manajer pada masa yang akan datang ditentukan oleh kemampuannya untuk mengenal perilaku manusia”.
d. Komunikasi
1) Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.
Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Yaitu bahasa dan maknanya dapat dimengerti sehingga menjadikan kelancaran dalam komunikasi.
Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Pengertian Komunikasi menurut para ahli:
a) Menurut Carl I. Hovland, “Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain”.
Akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif.
b) Menurut Harold Laswell, “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepadakomunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”.


Laswell mempunyai paradigma yang menunjukan bahwa komunikasi mempunyai lima unsur, yakni:
(1) Komunikator
(2) Pesan
(3) Media
(4) Komunikan
(5) Efek
2) Proses Komunikasi
Proses komunikasi ada dua, yaitu:
a) Proses Komunikasi Secara Primer
Yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Seperti bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya.
b) Proses Komunikasi Secara Sekunder
Yaitu Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagi media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditenmpat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telepon, surat kabar, dan lain sebagainya.
3) Tujuan Komunikasi
Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka. Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya, meskipun teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis (kita mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer, misalnya) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan datang.
a) Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery) Bila kita berkomunikasi dengan orang lain, kita belajar mengenali diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi-diri kita sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah kita pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.


b) Untuk berhubungan
Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan orang lain).
c) Untuk meyakinkan
Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.
d) Untuk bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri.
Tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyak tujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang disebutkan di atas tampaknya merupakan tujuan-tujuan yang utama.
4) Fungsi Komunikasi
a) Menyampaikan Informasi
b) Mendidik
c) Menghibur
d) Mempengaruhi




e. Komunikasi Organisasi
1) Definisi
Menurut Wayne (2001), Komunikasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organnisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
2) Inti Komunikasi Organisasi
Sebagai salah satu bidang komunikasi, komunikasi organisasi memiliki komponen utama, yaitu: Kepuasan Organisasi, iklim komunikasi, kualitas media, kemudahan memanfaatkan komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan, dan budaya organisasi.
3) Hubungan komunikasi dengan perilaku organisasi
a) Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasional
Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney (2005: 116) dalam bukunya, “Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi”.
Dalam berbagai literatur dapat dijumpai arti koordinasi dimana disebutkan bahwa koordinasi bersumber pada perkataan bahasa latin coordinatio ysng berarti “Kombinasi atau interaksi yang harmonis”. Interaksi yang harmonis di antara karyawan baik dalam hubungannya secara timbal-balik maupun secara horizontal di antara para karyawan secara timbal balik pula, disebabkan oleh komunikasi. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia pimpinan manajer tingkat tinggi (top manager) atau manajer tingkat menengah (middle manager) dengan khalayak luar organisasi.
Di atas telah disebutkan bahwa sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu dari berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi itu dilancarkan.
Sebagai komunikator, seorang manajer haaraus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranan yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg, seorang professor manajemen, pada McGill University di Montreal, Kanada menyatakan bahwa wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan antar pesona (interpersonal roles) yang pada gilirannya menyebabkan adanya tiga peranan informasi (informational roles), dan ini pada gilirannya pula mennyebabkan sang pemimpin melakukan peranan memutuskan.
Karena pentingnya hubungan pemimpin organisasi dengan komunikasi, maka peranannya itu perlu dijelaskan sehingga nantinya akan jelas pula dalam menelaah pengaruhnya kepada perilaku organisasional para karyawan (internal public) dan mereka yang berada di luar organisasi, tetapi ada sangkut-pautnya (External public).
b) Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
(1) Komunikasi Internal
Organisasi sebagai kerangka menunujukan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh anggotanya. Ia membuat kelompok-kelompok menurut jenis tugasnya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok. Dan jumlah kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada besar-kecilnya organisasi.
Komunikasi Internal ada dua dimensi dan dua jenis, yaitu:
(a) Dimensi Komunikasi iternal
Dimensi komunikasi Internal terbagi kepada:
(i) Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah komuniksi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik.
(ii) Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi secar mendatar, antara anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, sedangkan komunikasi horizontal sifatnya sering berlangsung secara tidak formal.
(b) Jenis komunikasi internal
Komunikasi Internal ada dua jenis, yaitu:
(i) Komunikasi Persona (personal communication), yaitu komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan cara: Komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia.
(ii) Komunikasi Kelompok (group communication), yaitu komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
(2) Komunikasi Eksternal
Komunikasi Eksternal yaitu komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak organisasi.
Komunikasi Eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal-balik, yaitu:
(a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Contohnya: Majalah organisasi, brosur, poster, dll
(b) Komunikas dari khalayak kepada organisasi
Contohnya: Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya yang pro dan kontra dikalangan khalayak).
4) Komunikasi Antar Perorangan
Besar keanggotaan atau jumlah anggota kelompok mempengaruhi pola interaksi antara anggota. Hal ini mempengaruhi pula komunikasi, baik dari segi jaringan komunikasi (communication network), pola komunikasi kelompok maupun dari segi komunikasi antar-perorangan dan sebagainya. Oleh sebab itu tidaklah heran bila dikatakan bahwa komunikasi merupakan aspek utama dari perilaku dalam kelompok dan perilaku dalam organisasi.
Komunikasi antar-perorangan merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari perilaku dalam organisasi. Karena dalam banyak hal perilaku seseorang ditentukan oleh dan menentukan perilaku dalam organisasi dan dinyatakan dalam bentuk atau cara berkomunikasi. Alasan yang lain ialah karena komunikasi organisasional pada dasarnya merupakan jaringan komunikasi yang bersifat antar-perorangan. Fungsinya adalah sebagai penyampaiandan penerimaan pesan, baik dalam bentuk verbal (lisan) maupun dalam bentuk non-verbal, seperti tulisan, gerakan, dan sebagainya.
a) Proses dan langkah-langkah dalam berkomunikasi
Pada prinsipnya proses komunikasi berawal sejak si pengirim berita (1) menyiapkan pesan (2) meneruskan kepada seseorang (3) melalui suatu saluran atau tanpa saluran (4) sipenerima menafsirkan pesan tersebut (5) bertindak (diharapkan sesuai dengan maksud pengirim pesan.


b) Hambatan dalam komunikasi
Hambatan dalam komunikasi dapat disebabkan oleh si pengirim pesan dan dapat juga karena kelemahan yang menerimanya. Namun, pihak manapun yang lemah, yang jelas ialah bahwa hambatan komunikasi dapat mengurangi efektifitas proses komunikasi.
f. Konflik dan Strategi Penanganannya
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar-kelompok adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan. Malah dalam batas-batas tertentu justru akan sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku organisasi yang efektif.
Konflik itu bisa bermanfaat dan bisa pula merusak terhadap orang, kelompok, dan organisasi. Hal ini menjadi masalah penting dalam ilmu perilaku dan telah diselidiki dari banyak sudut pandangan.
Konflik dalam pengertian yang sangat luasdapat dikatakan sebagai segala macam bentuk hubungan antar-manusia yang bersifat berlawanan (antagonistic). Ia dapat terlihat secara jelas dan dapat pula secara tersembunyi.
1) Sebab terjadinya konflik
Dalam praktek sehari-hari, konflik sering diperlukan dan diciptakan atau malah diakui eksistensinya. Sehubungan dengan ini perlu pula dikatakan bahwa konflik bukan merupakan tanda kelemahan organisasi atau bukti kegagalan pimpinannya. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh Pondy, yang mengemukakan bahwa (konflik, seperti halnya rasa sakit, merupakan pertanda bahwa suatu organisasi sedang berada dalam atau sedang berdiri di ambang kesulitan. Suatu organisasi atau system social yang berusaha menekan adanya konflik, melarang pengungkapan perbedaan pendapat, kehilangan umpan balik untuk memperbaikidiri dan menciptakan stabilitas).
Walaupun demikian para manajer perlu memahami beberapa sebab yang dapat menimbulkan konflik, terutama untuk mendapatkan manfaat dalam menanganinya dan untuk menarik keuntungan dalam menciptakan perilaku-organisasi yang berguna bagi peningkatan efektifitas organisasi. Sebab-sebabnya itu bisa kita telusuri melalui situasi konflik dan bentuk konflik.
a) Situasi Konflik
Boulding sebagaimana dikutip oleh Hamner dan Organ (2009: 171), mengemukakan ada empat unsur dalam konflik, yaitu: pertama Pihak-pihak (parties) yang sedang berada dalam konflik pada umumnya peling tidak ada dua. Misalnya seseorag “lawan” seseorang. Kedua pihak termaksud dapat perorangan dengan perorangan, perorangan lawan kellompok, perorangan lawan organisasi, kelompok lawan kelompok, kelompok lawan organisasi, atau organisasi lawan organisasi lain. Kedua adalah field of conflict atau bidang konflik. Dalam unsure ini Boulding memasukkansemua arah perkembangan konflik, seperti konflik tertutup, konflik terbuka, atau malah konfrontasi. Ketiga adalah the dynamics of the situation. Dengan ini dimaksudkan suatu situasi dalam mana masing-masing kelompok berusaha mendekati pihak ketiga yang dianggap mempunyai kedudukan seingkat atau lebih dari pihak yang menjadi lawannya. Keempat adalah management, control, or resolution of conflict. Dalam unsure ini terkandung pengertian bahwa konflik bukanlah sesuatu yang dapat berdiri dan tidak dapat secara jelas dibedakan kapan mulainya dan kapan berakhir.
b) Bentuk Konflik
Secara umum dapat dikatakan bahwa ada tiga bentuk konflik, yaitu konflik dalam kelompok sendiri (within group conflict), konflik antar kelompok (conflict between groups in aparticular organization) dan konflik antar organisasi (conflict between organization). Berikut ini kita bicarakan ketiga bentuk konflik tersebut.

2) Beberapa strategi Penanggulangan konflik
Secara garis besar ada beberapa strategi penanggulangan konflik, diantaranya:
a) Pemecahan persoalan
b) Perundingan atau musyawarah
c) Mencari lawan yang sama
d) Meminta bantuan pihak ketiga
e) Mendahulukan kepentingan dan tujuan pihak pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan tujuan yang tinggi
f) Peningkatan interaksi dan komunikasi
g) Latihan kepekaan
h) Koordinasi.
2. Pembahasan
Kita adalah makhluk sosial yang cenderung mengorganisir dan me-manage urusan-urusan kita. Kita berbuat yang demikian dalam lingkungan yang semakin kompleks dan dinamis. Berorganisasi merupakan pengalaman dan dasar bagi praktek manajemen.
Manajemen adalah cara untuk mengatur sesuatu. Manajemen tidak hanya dilakukan oleh organisasi formal, tetapi dalam kehidupan kita juga diperlukan manajemen untuk menjadikan hidup menjadi lebih teratur dan tertata. Seperti mengatur keuangan, ada pemasukan dan pengeluaran. Untuk mengatur semua itu kita me-manag supaya antara pengeluaran dengan pemasukan itu seimbang sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Manajemen adalah subsistem kunci dalam system organisasi. Ia meliputi seluruh organisasi dan merupakan kekuatan vital yang menghubungkan semua sub-sistem lainnya.
Kelompok dan organisasi adalah bagian yang meluas (pervasive) dari kehidupan kita sekarang. Kita menggunakan sebagian besar waktu kita dalam lembaga pendidikan. Itu pun diperlukan manajemen untuk mengatur semuanya. Supaya kita bisa melaksanakan semua program dengan baik.
Organisasi bukanlah fenomena yang jauh dan tak-pribadi (impersonal). Organisasi itu sangat saling berhubungan dalam hidup kita sehari-hari. Tanpa berorganisasi hidup kita akan terasa hampa.
Kepemimpinan adalah kesanggupan seseorang untuk menunjuk orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan. Kepemimpinan sering diartikan sebagai sifat atau jalan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin anggotanya. Suatu organisasi tanpa pemimpin akan kacau. Karena jika tidak ada pemimpin maka tidak akan ada yang dapat mengatur kepemimpinan dan organisasi tidak akan berjalan dengan lancar.
Didalam berorganisasi pun diperlukan adanya komunikasi antar individu, antar kelompok, dan antar organisasi. Dengan adanya komunikasi maka akan tercapailah kelancaran dalam berorganisasi. Komunikasi merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan manajemen dan kepemimpinan dalam berorganisasi.
Komunikasi yang baik dimulai dengan adanya interaksi yang baik antara individu dengan individu yang lain dalam kelompok, kemudian komunikasi antar kelompok, dan akhirnya komunikasi antar organisasi.
Komunikasi antar-perorangan merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari perilaku dalam organisasi. Karena dalam banyak hal perilaku seseorang ditentukan oleh dan menentukan perilaku dalam organisasi dan dinyatakan dalam bentuk atau cara berkomunikasi. Alasan yang lain ialah karena komunikasi organisasional pada dasarnya merupakan jaringan komunikasi yang bersifat antar-perorangan. Fungsinya adalah sebagai penyampaiandan penerimaan pesan, baik dalam bentuk verbal (lisan) maupun dalam bentuk non-verbal, seperti tulisan, gerakan, dan sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri di setiap organisasi tentu akan terjadi konflik, baik itu konflik antarpribadi atau konflik organisasi. Namun semuanya bukan hanya bisa di selesaikan dengan ribut, tapi bisa diselesaikan dengan baik-baik.
Secara garis besar ada beberapa strategi penanggulangan konflik, diantaranya: Pemecahan persoalan, perundingan atau musyawarah, mencari lawan yang sama, meminta bantuan pihak ketiga, peningkatan interaksi dan komunikasi.
Secara umum konflik memang dapat menimbulkan tekanan, akan tetapi kadang-kadang konflik dapat mengakibatkan inovasi perubahan. Konflik dapat menambah semangat orang-orang untuk beraktivitas. Oleh karena itu, konflik sebaiknya diselesaikan secara baik, bukannya dilawan.
Individu dan kelompok individu yang mewujudkan entiti sosial dalam organisasi adalah aset terpenting dalam membentuk, mencorak, membudaya, mengurus, menentukan haluan dan juga kegagalan atau kejayaan sesebuah organisasi. Dalam memainkan dan menghidupkan peranan dan tanggungjawabnya, seorang individu perlu tahu tempatnya dalam sistem terdekatnya dan juga interaksi sistem itu dengan sistem-sistem lain serta meningkatkan keupayaannya ke arah pencapaian sinergi positif dalam organisasi. Pembinaan kemahiran baru dan budaya baru perlu dijelmakan dalam diri melalui kesedaran tentang perubahan di sekeliling yang menuntut kepada anjakan dalam cara kita berfikir dan bertindak.
Dalam organisasi sangat dibutuhkan yang namanya manajemen, Kepemimpinan, dan komunikasi. Setiap aspek dalam organisasi tersebut saling berhubungan, jika salah satu dari aspek tersebut tidak ada, maka organisasi tidak akan lancar.

C. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Komunikasi antar individu dalam organisasi adalah Interaksi antar anggota yang mempunyai peran dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik sangat menunjang bagi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Di samping itu, komunikasi juga dapat menjalin hubungan yang baik antar anggota. Dalam organisasi biasanya ada konflik, dan salah satu penanganan konflik tersebut dilakukan dengan adanya komunikasi. Jika penanganan konflik dilakukan tanpa komunikasi, maka konflik tersebut tidak akan dapat teratasi. Maka dari itu komunikasi sangatlah diperlukan untuk mencapai pengoptimalan dalam manajemen organisasi.
2. Saran
Untuk menjalankan organisasi diharapkan kita mempunyai strategi komunikasi yang baik. Organisasi yang baik dimulai dengan komunikasi yang baik antar pimpinan, kelompok, hingga anggotanya.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini pembaca dapat memanfaatkan semua yang didapat dari makalah ini. Yaitu komunikasi dalam organisasi yang baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun agar penulis bisa membuat karya tulis yang lebih baik lagi di masa mendatang. Penulis juga mengharapkan pembaca tidak puas dengan isi karya tulis ini agar pembaca bisa menggalinya lebih dalam lagi untuk menambah pengetahuan dan bisa mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Effandy, Onong Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Indrawijaya, Adam Ibrahim. (2009) . Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Umar, Husein. (2002). Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kast, Fremont E dan James E. Rosenzweig. (2002). Organisasi dan Manajemen. Terjemahan A. Hasymi Ali. Jakarta: Bumi Aksara

Selasa, 10 Mei 2011

NARKOBA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak orang yang menyalahgunakan obat-obatan, salah satunya narkoba. Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa dari penderita yang umumnya berusia 15-24 tahun, kebanyakan dari mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di sekolah dasar.
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong rasa ingin tahu atau ingin mencoba, mereka mau menerimanya. Selanjutnya, tidak sulit untuk menerima tawaran berikutnya. Dari pemakaian sekali, kemudian beberapa kali, akhirnya menjadi ketergantungan terhadap zat yang digunakan.
Narkoba yang disalahgunakan dan menyebabkan ketergantungan antara lain heroin (putauw), sabu (metamfetamin), ekstasi, obat penenang dan obat tidur, ganja, dan kokain. Tembakau dan alkohol (minuman keras) yang sering disalahgunakan, juga menimbulkan ketergantungan.
Seseorang menggunakan narkoba karena berbagai alasan diantaranya untuk mengatasi stress, depresi, bersenang-senang, atau untuk sosialisasi. Biasanya seseorang mulai mencoba narkoba (exsperimental use) karena ditawarkan oleh teman dan untuk keingin tahuannya. Ada juga yang menggunakan narkoba dengan tujuan untuk bersenag-senang (recreational use) atau untuk bersosialisasi (social use).
Ada yang menggunakan narkoba untuk mengatasi stress (situational use). Akan tetapi jika penggunaannya berlanjut sehingga berakibat buruk terhadap jasmani, mental, dan kehidupan sosial atau pekerjaannya, orang itu sudah menyalahgunakan narkoba (abouse). Penggunaan yang bertambah banyak dan semakin sering dapat menyebabkan ketergantungan (compulsive-dependent use).
Adiksi, ketergantungan, atau kecanduan telah menjadi budaya di masyarakat. Contoh nyata kecanduan adalah merokok. Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab kecanduan. Merokok telah menjadi budaya masyarakat. Sering kali kita melihat orang merokok tidak mengenal tempat seperti di empat pesta, pertemuan, rapat, tempat umum,dll. Banyak orang yang cenderung menghindari rasa sakit atau penderitaan dan memilih cara yang dapat langsung memuaskan keinginannya pada saat itu juga. Seperti memakai narkoba, alkohol atau pengubah suasana hati lain.
Berkenaan dengan hal diatas, narkoba itu banyak menyebabkan kerugian bagi kesehatan manusia, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi para anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang berjudul “Dampak Narkoba terhadap Kesehatan Tubuh Manusia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan narkoba?
2. Apa saja jenis-jenis narkoba?
3. Bagaimana pengaruh narkoba pada tubuh?
4. Bagaimana akibat dari penyalahgunan narkoba?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. pengertian narkoba;
2. jenis-jenis narkoba;
3. pengaruh narkoba pada tubuh;
4. akibat dari penyalahgunaan narkoba.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan bagi:
1. penulis, sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, khususnya mengenai narkoba;
2. pembaca, sebagai median informasi tentang narkoba.
E. Prosedur makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, yaitu penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan menggabungkan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.





















BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Nakoba
Narkoba atau Napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernafasan, dan lain-lain.
Narkoba yang ditelan masuk lambung, kemudian ke pembuluh darah. Jika diisap, atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikkan, langsung masuk ke aliran darah. Darah membawa zat itu ke otak.
Narkoba (narkotik, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah penegak hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena tidak aman digunakan manusia. Oleh karena itu, penggunaan, pembuatan, dan peredarannya diatur dalam undang-undang. Barang siapa menggunakan dan mengedarkannya di luar ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan hukuman denda.
Napza (narkotika, psikotropika, zat adiktif lain) adalah istilah dalam dunia kedokteran. Disini penekanannya pada pengaruh ketrgantungannya. Oleh karena itu, selain narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan ketergantungan, dan sering disalahgunakan.
Narkoba yang dimaksud disini adalah narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain. Digunakan istilah narkoba, karena telah menjadi bahasa umum di masyarakat. Akan tetapi ruang lingkunya meliputi napza, sebab za adiktif lain, seperti nikotin dan alcohol, sering menjadi pintu masuk pemakaian narkoba lain yang berbahaya. Juga inhalansia dan solven, yang terdapat pada berbagai keperluan rumah tangga, bengkel, kantor, dan pabrik yang sering disalahgunakan, terutama oleh anak-anak.
Dahulu beberapa jenis narkoba alami, seperti opium (getah tanaman candu), kokain dan ganja, digunakan sebagai obat. Akan tetapi, sekarang tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena berpotensi menyebabkan ketergantungannya yang tinggi.
Sebagian jenis narkoba dapat digunakan pada pengobatan, tetapi karena menimbulkan ketergantungan, penggunaannya sangat terbatas sehingga harus berhati-hati dan harus mengikuti petujuk dokter atau aturan pakai. Contoh, morfin (yang berasal dari opium mentah), petidin (opioda sintetik), untuk menghilangkan rasa sakit pada penyakit kanker, amfetamin untuk mengurangi nafsu makan, serta berbagai jenis pil tidur dan obat penenang. Kodein, yang merupakan bahan alami yang terdapat pada candu, secara luas digunakan pada pengobatan sebagai obat batuk.
Obat adalah bahan atau zat, baik sintetis, semi sintesis atau alami, yang berkhasiat untuk menyembuhkan. Akan tetapi penggunaannya harus mengikuti aturan pakai, jika tidak, dapat berbahaya dan berubah menjadi racun. Racun adalah bahan atau zat, bukan makanan atau minuman, yang berbahaya bagi manusia. Contoh racun adalah obat serangga atau anti hama.
2. Jenis-jenis narkoba
Karena bahaya ketergantungan, penggunaan dan peredaran narkoba diatur dalam Undang-Undang, yaitu Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Narkoba terbagi kedalam beberapa golongan, yang didasarkan pada peraturan perundanga-undangan yang berlaku.
a. Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut.
1) Narkotika golongan I: berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Tidak digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh: heroin, kokain dan ganja. Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
2) Narkotika golongan II: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh: morfin, petidin, dan metadon.
3) Narkotika golongan III: berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh: kodein.
b. Psiotropika, yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, yang dibagi menurut potensi yang dapat menyebabkan ketergantungan:
1) Psikotropika golongan I, amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD, dan STP.
2) Psikotropika golongan II, kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat terbatas pada terapi. contoh: amfetamin (sabu), fensiklidin, dan Ritalin.
3) Psikotropika golongan III, potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh: pentobarbital dan flunitrazepam.
4) Psikotropika golongan IV, potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh: diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp, dan lain-lain).
c. Zat Psiko-Aktif lain, yaitu zat/bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak. Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan psikotropika. Yang sering disalahgunakan adalah:
1) Alkohol, yang terdapat pada berbagaijenis minuman keras;
2) Inhalansia/solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor, dan rumah tangga;
3) Nikotin yang terdapat pada tembakau;
4) Kafein pada kopi, minuman penambah energy dan obat sakit kepala tertentu.
Penggolongan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) di bawah ini didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia:
a. Opoida: mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan mengantuk, atau turunnya kesadaran. Contoh: opium, morfin, heroin, dan petidin.
b. Ganja (mariyuana, hasis): menyebabkan perasaan riang, meningkatnya daya khayal, dan berubahnya perasaan waktu.
c. Kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktifitas otak/fungsi organ tubuh lain).
d. Golongan amfetamin (stimulansia): amfetamin, ekstasi, sabu (metamfetamin).
e. Alkohol, yang terdapat pada minuman keras.
f. Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh LSD.
g. Sedativa dan hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil BK,MG).
h. PCP (fensiklidin).
i. Solven dan inhalansi: gas atau uap yang dihirup. Contoh tiner dan lem.
j. Nikotin, terdapat pada tembakau (termasuk stimulansia).
k. Kafein (stimulansia), terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau nyeri, dan minuman kola.
3. Pengaruh Berbagai Jenis Narkoba pada Tubuh
a. Opioida
Segolongan zat dengan daya kerja serupa. Ada yang alami, sintetik, dan semi sintetik. Opioida alami berasal dari getah opium poppy (opiat), seperti morfin, opium/candu, dan kodein. Contoh opioida semi sintetik adalah heroin/putaw, dan hidromorfin. Contoh pioida sintetik : meperidin, metadon, dan fentanyl (china white). Potensi menghilangkan nyeri (dan menyebabkan ketergantungan) heroin 10 kali morfin, sedangkan kekuatan opioid sintetik 400 kali lipat kekuatan morfin.
Yang sering disalahgunakan saat ini adalah heroin (putaw). Cara pemakaiannya disuntikan ke dalam pembuluh darah (ngipe), atau di isap melalui hidung setelah dibakar (ngedrag).
Pengaruh jangka pendek, hilangnya rasa nyeri, ketergantungan berkurang, rasa nyaman (eforik) diikuti perasaan mimpi dan rasa mengantuk. Pengaruh jangka panjang : ketergantungan (gejala putus zat, toleransi) dan meninggal karena overdosis. Karena pemakaian jarum suntik tidak steril timbul abses dan tertular hepatitis B/C yang merusak hati, atau penyakit HIV/AIDS yang merusak kekebalan tubuh sehingga mudah terserang infeksi dan menyebabkan kematian.
b. Ganja (marijuana, cimeng, gelek, dan hasis)
Mengandung THC (Tetrahydrocannabinol) yang bersifat psikoaktif. Ganja yang dipakai biasanya berupa tanaman kering yang dirajang, dilinting, dan disulut seperti rokok. Dalam undang-undang, ganja termasuk narkotika golongan I, dan dilarang keras ditanam, digunakan, diedarkan, dan diperjualbelikan.
Segera setelah pemakaian akan timbul rasa cemas, gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan, halusinasi, dan berubahnya perasaan waktu, (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan kerongkongan kering, selera makan meningkat. Pengaruh jangka panjang, daya pikir berkurang, motivasi belajar berkurang, perhatian ke sekitarnya berkurang, daya tahan tubh terhadap infeksi menurun, mengurangi kesuburan, peradangan paru-paru, aliran darah ke jantung berkurang, dan perubahan sel-sel otak.
c. Kokain (kokain, crack, daun koka, dan pasta koka)
Berasal dari tanaman koka, tergolong stimulasi (meningkatkan aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Menurut undang-undang kokain termasuk narkotika golongan I, berbentuk kristal putih.
Digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dirokok, dan disuntikan. Cepat menyebabkan ketergantungan. Segera setelah pemakaian, rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan taktil, waham curiga dan waham kebesaran. Pengaruh jangka panjang, kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang, dan gangguan jiwa psikotik.
d. Alkohol
Terdapat pada minuman keras. Bergantung kadar etanol dan beberapa jenis minuman keras. Minuman keras golongan A berkadar etanol 1-5% contohnya bir, minuman keras golongan B (5-20%) contoohnya berbagai jenis minuman anggur, minuman keras golongan C (20-45%) contohnya vodka, rum, gin, Manson house, dan TKW.
Alkohol menekan kerja otak (depresansia). Setelah diminum, alkohol diserap oleh tubuh dan masuk ke dalam pembuluh darah. Alkohol dapat menyebabkan : mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel, kekerasan atau perbuatan merusak, ketidakmampuan belajar dan mengingat, dan menyebabkan kecelakaan, karena mengendarai dalam keadaan mabok. Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, meningkatnya resiko kanker, dan bayi lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.
e. Golongan Amfetamin (amfetamin, ekstasi, dan sabu)
Termasuk stimulansia terhadap susunan saraf pusat. Disebut juga upper. Amfetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan karena mengurangi rasa lapar. Dipakai oleh siswa/mahasiswa yang hendak ujian, karena mengurangi rasa kantuk. Cepat menyebabkan ketergantungan. Ekstasi dan sabu sering digunakan oleh remaja dan dewasa muda dari berbagai kalangan untuk bersenang-senang.
Termasuk golongan amfetamin adalah MDMA (ekstasi. XTC, ineks) dan metamfetamin (sabu), yang banyak disalahgunakan. Bebentuk pil warna-warni (ekstasi), atau kristal putih (sabu). Disebut disainer drug karena dibuat di laboratorium gelap, yang kandungannya adalah campuran berbagai jenis zat.
Cara pemakaian: diminum (ekstasi), diisap melalui hidung memakai sedotan (sabu), atau disuntikan. Pengaruh jangka pendek: tidak tidur, rasa riang, perasaan melambung (fly), rasa nyaman dan meningkatkan keakraban. Namun setelah itu timbul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, rahang kaku dan bergerak-gerak, badan gemetar, jantung berdebar, dan tekanan darah meningkat. Pengaruh jangka panjang: kurang gizi, anemia, penyakit jantung, dan gangguan jiwa (psikotik). Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal jantung yang dapat mengakibatkan kematian.
f. Halusinogen
Penyebab halusinogen (khayalan ) adalah Lysergic Acid (LSD). Termasuk psikotropika golongan I yang sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Sering disebut acid, red dragon, blue heaven, sugar cubes, trips, dan tabs. Bentuknya seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dengan banyak meletakkan LSD pada lidah.
Pengaruh LSD tak diduga. Sensasi dan perasaan berubah secara dramatis, mengalami flashback atau badtrips ( halusinasi/penglihatan semu) secara berulang tanpa peringatan sebelumnya. Pupil melebar, tidak dapat tidur, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan darah naik, koordinasi otot terganggu, dan tremor. Merusak sel otak, gangguan daya ingat, dan pemusatan perhatian meningkatnya risiko kejang, kegagalan pernapasan dan jantung.
g. Sedativa dan Hipnotika (obat penenang dan obat tidur)
Contoh : Lexo, DUM, Nipam, pil KB, Rohyp, termasuk psikotropika golongan IV. Digunakan dalam pengobatan dengan pengawasan, yaitu dengan resep dokter. Orang minum obat tidur/pil penenang untuk menghilangkan stress atau gangguan tidur. Memang stress berkurang atau hilang sementara, tetapi persoalan tetap saja ada! Pengaruhnya sama dengan alkohol, yaitu menekan kerja otak dan aktifitas organ lain. Jika diminum bersama alkohol, meningkatkan pengaruhnya, sehingga dapat terjadi kematian. Segera setelah pemakaian : perasaan tenang dan otot-otot mengendur. Pada dosis lebih besar dapat terjadi gangguan bicara (pelo), persepsi terganggu, dan jalan sempoyongan. Untuk dosis lebih tinggi mengakibatkan tertekannya pernapasan, koma, dan kematian. Pada pemakaian jangka panjang, gejala ketergantungan.
h. Solven dan Inhalansia
Zat pelarut yang mudah menguap dan gas berupa senyawa organik untuk berbagai keperluan rumah tangga, kantor, dan pabrik. Contoh, tiner, aceton, lem, aerosol spray, dan bensin. Sering digunakan anak-anak berusia 9-14 tahun dan anak jalanan, dengan cara dihirup (ngelem). Sangat berbahaya, karena begitu di isap, masuk darah dan segera masuk ke otak. Dapat berakibat mati mendadak karena kekurangan oksigen, atau karena ilusi, halusinasi, dan persepsi salah (merasa bisa terbang sehingga mati ketika terjun dari tempat tinggi). Pengaruh jangka panjang : kerusakan otak, sumsum tulang, dan jantung.
i. Nikotin
Terdapat pada tembakau (termasuk stimulansia). Selain nikotin, tembakau mengandung tar dan CO yang berbahaya, serta zat lain, seluruhnya tak kurang dari 4.000 senyawa. Menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan darah tinggi. Survei menunjukkan, merokok pada anak/ remaja merupakan pintu gerbang pada pemakaian narkoba lain.
4. Akibat Penyalahgunaan Narkoba
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.
a. Dampak Tidak Langsung dari Narkoba Yang Disalahgunakan.
1) Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2) Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3) Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4) Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
5) Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6) Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7) Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
b. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia.
1) Gangguan pada jantung
2) Gangguan pada hemoprosik
3) Gangguan pada traktur urinarius
4) Gangguan pada otak
5) Gangguan pada tulang
6) Gangguan pada pembuluh darah
7) Gangguan pada endorin
8) Gangguan pada kulit
9) Gangguan pada sistem syaraf
10) Gangguan pada paru-paru
11) Gangguan pada sistem pencernaan
12) Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13) Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
c. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia.
1) Menyebabkan depresi mental.
2) Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3) Menyebabkan bunuh diri
4) Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
B. Pembahasan
Narkoba merupakan salah satu obat yang tidak termasuk kedalam makanan, karena narkoba dapat membahayakan tubuh kita jika kita memakannya. Didalam narkoba terdapat zat yang bisa menimbulkan ketergantungan, juga dapat merusak beberapa sistem saraf jika kita mengonsumsinya.
Sekarang, narkoba telah beredar di berbagai tempat dan wilayah. Kebanyakan yang memakai narkoba itu di kalangan remaja dan dewasa, bahkan ada pula anak kecil teah memakai narkoba.
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali oleh ajakan teman, bujukan, penekanan, atau pun merasa ingin tahu dan ingin mencoba. Orang yang menggunakan narkoba kebanyakan adalah untuk mengatasi stress, ingin mencoba, bersenang-senang, atau untuk bersosialisasi dengan orang lain. Mereka menggunakan narkoba dengan kadar yang berlebih yang akhirnya menyebabkan ketergantungan. Orang yang telah menggunakan narkoba akan merasa ketagihan, dan apabila dia tidak mendapatkan narkoba sekali saja, maka dia akan merusak dirinya sendiri.
Narkoba ada yang bisa digunakan sebagai obat, ada juga yang tidak bisa digunakan. Hal itu bisa kita lihat pada kadar zat yang menyebabkan ketergantungan . Narkoba yang tinggi akan kadar ketergantungannya, maka itu tidak dapat digunakan untuk pengobatan contohnya heroin, kokain, ganja, ekstasi, LSD, dan STP. akan tetapi narkoba yang kadar zat penyebab ketergantungannya rendah, maka narkoba tersebut dapat digunakan untuk pengobatan, contohya pentobarbital, flunitrazepam, diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam. Akan tetapi dalam pemakaian narkoba tersebut harus sesuai petunjuk dokter.
Narkoba tergolong kedalam beberapa golongan, diantaranya narkotika psikotropika, dan zat psiko-aktif lain.
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Narkoba sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, banyak dampak buruk yang akan merugikan kesehatan tubuh kita. Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain. Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng). Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.




























BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
1. Narkoba adalah obat/zat/bahan yang tidak termasuk kedalam makanan. Karena dapat merusak system kerja otak merusak organ tubuh lain.
2. Jenis-jenis narkoba yaitu: opioida, ganja, kokain, alkohol, golongan amfetamin, halusinogen, sedativa dan hipnotika, solven dan inhalansia, nikotin.
3. Narkoba dapat memberikan pengaruh pada tubuh tergantung pada jenisnya. Narkoba dapat menghilangkan rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa nyaman, peningkatan denyut jantung, mata merah, ketergantungan, menimbulkan komplikasi, peradangan paru-paru, kesuburan berkurang, kurang gizi, anemia, kerusakan hati, dan lain sebagainya.
4. Akibat dari penyalahgunaan narkoba, dapat menyebabkan keracunan, fungsi otak terganggu, overdosis, gejala putus zat, ketergantungan, gangguan perilaku/mental, gangguan kesehatan, hubungan keluarga menjadi terganggu, prestasi belajar menjadi menurun, suasana sekolah pun menjadi tidak nyaman, dan kerugian Negara.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1. Kita sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya berusaha untuk tidak menyalahgunakan narkoba, juga menjaga adik-adik kita dari hal tersebut.
2. Guru, orang tua, pemerintah, maupun masyarakat hendaknya lebih waspada dalam pengawasan terhsadap peredaran narkoba.

Darul Arqam my Boarding school...

non judul...

Sabtu, 07 Mei 2011

hidup cuma sekali

Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin..karna kita tidak tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari. Mungkin saja kita akan lebih baik dan mungkin juga kita akan lebih buruk.
baik dan buruknya seseorang tergantung dirinya sendiri. Allah memang telah menaqdirkan segala yang akan terjadi pada diri kita,seperti hal umur,jodoh, dan harta.
akan tetapi Allah telah memberi kebebasan kepada kita untuk memilih. apakah akan memilih yang baik atau yang buruk,memilih jalan yang lurus atau terjerumus? itu semua tergantung kepada kita sendiri. Oleh karena itu sahabat,mari kita saling mengingatkan untuk menjadi khalifah Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Jumat, 06 Mei 2011

Annona muricata

BUAH SIRSAK
Pada zaman sekarang banyak orang yang mengalami penyakit kanker, dan kebanyakan yang terkena penyakit kanker itu dalah kaum wanita, baik kanker rahim, payudara, usus, dan sebagainya. Hal itu diakibatkan dari kurangnya perawatan terhadap tubuh. Banyak makanan yang serba instan dan mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh. Apakah kita rela saudara-saudara kita menjadi korban terjangkitnya penyakit kanker? Sebuah riset membuktikan bahwa setiap 1 menit sekali ada wanita yang meninggal gara-gara mengalami sakitnya penyakit kanker. Sangat mengkhawatirkan bukan? Sekarang sudah ditemukan obat untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut dengan tidak melakukan kemo terapi yang harganya tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah, juga tidak akan merasakan sakitnya pengobatan penyakit tersebut yaitu dengan mengkonsumsi buah sirsak.
Buah sirsak merupakan buah yang sudah tidak asing lagi di negara kita. Sering kita mengabaikan buah tersebut, padahal buah sirsak merupakan obat kanker Paling Ampuh yang Ditutupi Selama Bertahun-tahun. Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya Sepuluh Ribu Kali Lipat lebih ampuh dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia. Indonesia kaya akan sumber daya alam, tapi kenapa kita tidak mengetahui akan khasiat dari buah sirsak tersebut? Itu karena Indonesia masih kurang akan sumber daya manusia.
Salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini serapat-rapatnya, karena mereka ingin dana riset yang di keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun itu, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di jual ke pasar dunia.
ekstrak (sari) buah ini juga: (1) Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payudara, Prostat, Paru-paru, dan Pankreas. (2) Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan. (3) Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan / membunuh sel-sel sehat.
Untuk mengurangi korban dari penyakit kanker itu, kita perlu suatu upaya yang dapat menjaga diri kita dari terjangkitnya penyakit kanker. Yaitu dengan bersama-sama menjaga diri kita dari penyakit kanker yaitu dengan mengkonsumsi buah sirsak secara rutin. Karena Riset membuktikan "pohon sirsak" dan buahnya ini bisa : (1) Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo. (2) Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan. (3) Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan/ penyembuhan. (4) Energi meningkat dan penampilan fisik membaik. Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati.