A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Banyak orang yang belum memahami tentang arti dari organisasi, dan bagaimana organisasi itu dijalankan dengan cara yang benar. Orang yang masuk organisasi belum tentu paham akan manajemen dan ketentuan dalam organisasi.
Didalam organisasi banyak konflik yang terjadi akibat tidak lancarnya komunikasi antar kelompok, dan didalam kelompok sering pula terjadi konflik akibat dari tidak lancarnya komunikasi antar individu dalam kelompok.
Jadi untuk menghindari hal itu sebaiknya pelaku organisasi memperbaiki cara berkomunikasi antar kelompok. Disini peran pemimpin sangat dibutuhkan untuk mencapai optimalnya manajemen organisasi yang baik. Yaitu pemimpin me-manag antar kelompok dalam organisasi tersebut dan memerintahkan para ketua kelompok untuk me-manag anggotanya. Sehingga tidak terdapat kesenjangan social dalam melaksanakan tugas masing-masing. Salah satunya dengan memperbaiki komunikasi antar individu, sehingga tidak terdapat miss communication dalam hubungan antar anggota kelompok.
Oleh karena itu, penulis berinisiatif memberi judul pada makalah ini “Komunikasi antar Individu dalam Organisasi”. Supaya kita bisa berorganisasi dengan baik dan benar demi mencapai pengoptimalan manajemen, Kepemimpinan dalam berorganisasi. Yaitu dengan memanajemen anggota organisasi terlebih dahulu dengan baiknya komunikasi antar individu. Setelah itu baru memanajemen kelompok dalam organisasi. Dengan begitu organisasi yang kita harapkan akan tercapai.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:
a. Apakah manajemen, organisasi, kepemimpinan, dan komunikasi itu?
b. Bagaimana komunikasi antar perseorangan?
c. Bagaimana hubungan komunikasi dengan perilaku organisasi?
d. Bagaimana Kepemimpinan dalam kelompok?
e. Apa Konflik?
f. Bagaimana Strategi Penanganannya?
3. Pembatasan Masalah
Dalam latar belakang serta rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis membatasi masalah menjadi ruang lingkup organisasi yang dibahas adalah Komunikasi antar individu dalam organisasi..
4. Tujuan Makalah
Adapun beberapa tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi salah satu syarat sidang Program Pemantapan Kaderisasi Mahasiswa
b. Agar mengetahui tentang komunikasi, Organisasi, manajemen dan kepemimpinan
c. Agar mengetahui komunikasi antar perseorangan
d. Agar mengetahui hubungan komunikasi dengan perilaku organisasi
e. Agar mengetahui peran kepemimpinan dalam kelompok
f. Agar kita mengetahui tentang konflik dan penanganannya.
B. ISI
1. Landasan Teori
a. Manajemen
Manajemen memerlukan koordinasi sumber-daya manusia dan material ke arah tercapainya tujuan. Kita sering kali berbicara tentang orang yang me-manage urusan-urusan, tetapi konotasi yang biasa menunjukan usaha kelompok. Ada empat unsur yang dapat diidetifikasi, yaitu: (1) Ke arah tujuan, (2) melalui orang-orang, (3) via teknik, (4) dalam organisasi. Definisi yang lazim mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan kegiatan pengawasan.
Ada pula yang menyebutkan bahwa manajemen adalah pekerjaan mental (Pikiran, perasaan) yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam konteks organisasi.
Manajemen adalah subsistem kunci dalam system organisasi. Ia meliputi seluruh organisasi dan merupakan kekuatan vital yang menghubungkan semua sub-sistem lainnya. Manajemen mencakup hal-hal berikut:
1) Mengkoordinir sumber-daya manusia, material, dan keuangan kearah tercapainya sasaran organisasi secara efektif dan efisien
2) Menghubungkan organisasi dengan lingkungan luar dan menanggapi kebutuhan masyarakat
3) Mengembangkan iklim organisasi di mana orang dapat mengejar sasaran perseorangan (individual) dan sasaran bersama (collective)
4) Melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang dapat ditetapkan seperti menentukan sasaran, merencanakan, merakit sumber-daya, mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi
5) Melaksanakan berbagai peranan antar pribadi, informasional, dan memutuskan (decisional).
Studi manajemen ini relatif baru dalam masyarakat kita, terutama berasal dari pertumbuhan perusahaan yang besar dan kompleks dan organisasi skala besar, semenjak revolusi industri.
Lahirnya manajemen sebagai lembaga yang esensil, nyata dan terkemuka, merupakan suatu peristiwa amat penting dalam sejarah sosial. Jarang kalaupun ada, suatu lembaga dasar baru, kelompok terkemuka baru, yang tumbuh sedemikian pesat seperti halnya manajemen, semenjak peralihan abad ini. Jarang dalam sejarah manusia, suatu lembaga baru yang terbukti sedemikian sangat diperlukan begitu cepatnya; dan bahkan lebih jarang lagi suatu lembaga baru yang tampil dengan sedemikian kecilnya tntangan, begitu sedikitnya gangguan, dan sedemikian kecilnya pertentangan.
Manajemen yang merupakan organ masyarakat, khususnya bertugas memproduktifkan sumber-daya, artinya, bertanggung jawab terhadap kemajuan ekonomi yang terorganisir, sehingga mencerminkan semangat dasar dari zaman modern. Memang kenyataannya ia sangat diperlukan dan ini menjelaskan mengapa, segera setelah lahir ia berkembang sedemikian pesat dan sedemikian kecilnya tantangan.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat dipandang sebagai (1) kelompok status (posisi elite), (2) tokoh, (3) fungsi, (4) proses. Para direktur, eksekutif, administrator, manajer, boss, dan kepala biasanya dimasukkan sebagai tokoh dalam kategri yang disebut kepemimpinan (leadership). Status elite dapat karena keturunan (hak suci para raja), pemilihan, atau pengangkatan.
Personifikasi kepemimpinan menekenken keahlian teknis dan antar-pribadi di samping karisma. Kebanyakan riset dan tulisan tentang kepemimpinan adalah sifat dan kepribadian dari orang yang menjadi pemimpin dalam situasi tak terstruktur yng seringkali kacau. Para pemimpin muncul karena ‘mereka dapat membentuk dan mengubah siuasi, dan dengan demikian membuat suatu system makna bersama yang memberikan dasar untuk tindakan terorganisir’.
Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Dalam organisasi modern, fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan oleh beberapa peserta. Akan tetapi, pujian atau cacian, karena sukses atau gagal, biasanya ditujukan kepada individu-pemimpin formal. Fenomena ini tampak jelas dalam semua organisasi, tetapi terutama menonjol dalam dunia sport, dimana para pelatih dan manajer adalah dipuji sebagai pahlawan atau dicaci, kendatipun fakta bahwa banyak variable yang mempengaruhi prestasi tim, termasuk nasib.
Kepemimpinan adalah suatu proses dinamis. Hubungan pemimpin-pengikut adalah bersifat timbal-balik dan berkembang melalui transaksi antar-pribadi dengan berjalannya waktu. Akan tetapi, penekanan dalam masyarakat kita adalah jelas pada atribut dan tindakan pemimpin.
Ada berbagai definisi tentang kepemimpinan. Fidler menyebutkan hampir selusin definisi yang berbeda dan menyimpulkan bahwa pemimpin adalah individu dalam kelompok yang bertugas membimbing dan mengkoordinir aktivitas-aktivitas kelompok yang relevant dengan tugas atau orang yang jika tidak ada pemimpin yang ditunjuk, memikul tanggung jawab primer untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini dalam kelompok. Penekanan pada koordinasi kegiatan-kegiatan kelompok yang berorientasi kepada tugas, tampaknya menunujukan bahwa memimpin itu sinonim dengan me-manaje. Akan tetapi, biasanya manajemen dianggap merupakan fungsi yang lebih luas yang meliputi kegiatan-kegiatan lain daripada pemimpin.
Kepemimpinan adalah bagian dari manajemen, tetapi tidak semuanya.
Kepemimpinan adalah kesanggupan untuk menunjuk orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan entusias. Faktor manusialah yang mengikat suatu kelompok dan menggerakkannya ke arah sasaran. Tindakanlah yang membuat sukses semua potensi yang terdapat dalam organisasi dan orang-orangnya.
Hunt dan Osborn menggambarkan dua jenis kepemimpinan. “Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang ditentukan oleh peranan pemimpin dan secara konseptual sama dengan perilaku supervisory standard dan ‘kekepalan’. Kepemimpinan bebas melibatkan intervensi perilaku kepemimpinan di luar yang ditentukan oleh peranannya”. Konotasi ini menekankan peranan kepemimpinan dalam menjelaskan respons perilaku yang lebih daripada ruti. Ia menunjukkan ‘penyadapan’ kemampuan manusia yang latent untuk mencapai tujuan kelompok. Dan ia berkaitan dengan konsep kita mengenai system pengaruh dengan menekankan peranan bujukan (role of persuasion).
Tannenbaum dan Massarik (2002: 516) mengikhtisarkan hubungan antara kepemimpinan dengan system pengaruh dengan menyatakan bahwa kepemimpinan itu adalah “Pengaruh antar-pribadi yang dilaksanakan dalam bernagai situasi dan diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu melalui proses komunikasi”. Kepemiminan selalu menyangkut usaha pemimpin (yang mempengaruhi) untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
c. Organisasi
Perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan departemen pemerintah, pemerintah daerah, perusahaan negara, perusahaan swasta, rukun warga, rukun tetangga, partai politik, dan sebagainya. Memang bbetul bahwa semmuanya adalah organisasi. Akan tetapi yang dimaksud dengan organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama.
1) Pengertian Organisasi
Untuk memberikan gambaran yang umum mengenai Organisasi, dibawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian dari organisasi yang lazim digunakan dalam kepustakaan administrasi, manajemen, dan organisasi.
Pengertian organisasi menurut para ahli:
a) Menurut Dr. Sondang, “Organisasi adalah Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan”.
b) Menurut Prof. Dr. Prajudi, “Organisasi adalah Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu”.
c) Organisasi dapat pula didefinisikan suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu kesatuan yang telah disetujui bersama.
d) Menurut Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers, “Organisasi adalah Suatu sistem yang mapan dari mereke yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas”.
e) Menurut bernard Rosenbaltt, Robert Bonnington, dan Berverd E. Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang”.
2) Perilaku perseorangan dalam organisasi
Manusia, dan hanya manusia satu-satunya, yang merupakan sumber utama organisasi, yang tidak bias digantikan oleh teknologi apa pun. Bagaimanapun baiknya organisasi, lengkapnya sarana dan fasilitas kerja, semuanya tidak akan mempunyai arti tanpa ada manusia yang mengatur, menggunakan, dan memeliharanya.
Menurut E. A. Johns bahwa “keberhasilan seorang manajer pada masa yang akan datang ditentukan oleh kemampuannya untuk mengenal perilaku manusia”.
d. Komunikasi
1) Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.
Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Yaitu bahasa dan maknanya dapat dimengerti sehingga menjadikan kelancaran dalam komunikasi.
Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Pengertian Komunikasi menurut para ahli:
a) Menurut Carl I. Hovland, “Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain”.
Akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif.
b) Menurut Harold Laswell, “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepadakomunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”.
Laswell mempunyai paradigma yang menunjukan bahwa komunikasi mempunyai lima unsur, yakni:
(1) Komunikator
(2) Pesan
(3) Media
(4) Komunikan
(5) Efek
2) Proses Komunikasi
Proses komunikasi ada dua, yaitu:
a) Proses Komunikasi Secara Primer
Yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Seperti bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya.
b) Proses Komunikasi Secara Sekunder
Yaitu Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagi media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditenmpat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telepon, surat kabar, dan lain sebagainya.
3) Tujuan Komunikasi
Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka. Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya, meskipun teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis (kita mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer, misalnya) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan datang.
a) Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery) Bila kita berkomunikasi dengan orang lain, kita belajar mengenali diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi-diri kita sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah kita pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.
b) Untuk berhubungan
Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan orang lain).
c) Untuk meyakinkan
Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.
d) Untuk bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri.
Tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyak tujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang disebutkan di atas tampaknya merupakan tujuan-tujuan yang utama.
4) Fungsi Komunikasi
a) Menyampaikan Informasi
b) Mendidik
c) Menghibur
d) Mempengaruhi
e. Komunikasi Organisasi
1) Definisi
Menurut Wayne (2001), Komunikasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organnisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
2) Inti Komunikasi Organisasi
Sebagai salah satu bidang komunikasi, komunikasi organisasi memiliki komponen utama, yaitu: Kepuasan Organisasi, iklim komunikasi, kualitas media, kemudahan memanfaatkan komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan, dan budaya organisasi.
3) Hubungan komunikasi dengan perilaku organisasi
a) Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasional
Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney (2005: 116) dalam bukunya, “Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi”.
Dalam berbagai literatur dapat dijumpai arti koordinasi dimana disebutkan bahwa koordinasi bersumber pada perkataan bahasa latin coordinatio ysng berarti “Kombinasi atau interaksi yang harmonis”. Interaksi yang harmonis di antara karyawan baik dalam hubungannya secara timbal-balik maupun secara horizontal di antara para karyawan secara timbal balik pula, disebabkan oleh komunikasi. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia pimpinan manajer tingkat tinggi (top manager) atau manajer tingkat menengah (middle manager) dengan khalayak luar organisasi.
Di atas telah disebutkan bahwa sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu dari berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi itu dilancarkan.
Sebagai komunikator, seorang manajer haaraus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranan yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg, seorang professor manajemen, pada McGill University di Montreal, Kanada menyatakan bahwa wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan antar pesona (interpersonal roles) yang pada gilirannya menyebabkan adanya tiga peranan informasi (informational roles), dan ini pada gilirannya pula mennyebabkan sang pemimpin melakukan peranan memutuskan.
Karena pentingnya hubungan pemimpin organisasi dengan komunikasi, maka peranannya itu perlu dijelaskan sehingga nantinya akan jelas pula dalam menelaah pengaruhnya kepada perilaku organisasional para karyawan (internal public) dan mereka yang berada di luar organisasi, tetapi ada sangkut-pautnya (External public).
b) Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
(1) Komunikasi Internal
Organisasi sebagai kerangka menunujukan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh anggotanya. Ia membuat kelompok-kelompok menurut jenis tugasnya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok. Dan jumlah kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada besar-kecilnya organisasi.
Komunikasi Internal ada dua dimensi dan dua jenis, yaitu:
(a) Dimensi Komunikasi iternal
Dimensi komunikasi Internal terbagi kepada:
(i) Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah komuniksi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik.
(ii) Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi secar mendatar, antara anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, sedangkan komunikasi horizontal sifatnya sering berlangsung secara tidak formal.
(b) Jenis komunikasi internal
Komunikasi Internal ada dua jenis, yaitu:
(i) Komunikasi Persona (personal communication), yaitu komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan cara: Komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia.
(ii) Komunikasi Kelompok (group communication), yaitu komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
(2) Komunikasi Eksternal
Komunikasi Eksternal yaitu komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak organisasi.
Komunikasi Eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal-balik, yaitu:
(a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Contohnya: Majalah organisasi, brosur, poster, dll
(b) Komunikas dari khalayak kepada organisasi
Contohnya: Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya yang pro dan kontra dikalangan khalayak).
4) Komunikasi Antar Perorangan
Besar keanggotaan atau jumlah anggota kelompok mempengaruhi pola interaksi antara anggota. Hal ini mempengaruhi pula komunikasi, baik dari segi jaringan komunikasi (communication network), pola komunikasi kelompok maupun dari segi komunikasi antar-perorangan dan sebagainya. Oleh sebab itu tidaklah heran bila dikatakan bahwa komunikasi merupakan aspek utama dari perilaku dalam kelompok dan perilaku dalam organisasi.
Komunikasi antar-perorangan merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari perilaku dalam organisasi. Karena dalam banyak hal perilaku seseorang ditentukan oleh dan menentukan perilaku dalam organisasi dan dinyatakan dalam bentuk atau cara berkomunikasi. Alasan yang lain ialah karena komunikasi organisasional pada dasarnya merupakan jaringan komunikasi yang bersifat antar-perorangan. Fungsinya adalah sebagai penyampaiandan penerimaan pesan, baik dalam bentuk verbal (lisan) maupun dalam bentuk non-verbal, seperti tulisan, gerakan, dan sebagainya.
a) Proses dan langkah-langkah dalam berkomunikasi
Pada prinsipnya proses komunikasi berawal sejak si pengirim berita (1) menyiapkan pesan (2) meneruskan kepada seseorang (3) melalui suatu saluran atau tanpa saluran (4) sipenerima menafsirkan pesan tersebut (5) bertindak (diharapkan sesuai dengan maksud pengirim pesan.
b) Hambatan dalam komunikasi
Hambatan dalam komunikasi dapat disebabkan oleh si pengirim pesan dan dapat juga karena kelemahan yang menerimanya. Namun, pihak manapun yang lemah, yang jelas ialah bahwa hambatan komunikasi dapat mengurangi efektifitas proses komunikasi.
f. Konflik dan Strategi Penanganannya
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar-kelompok adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan. Malah dalam batas-batas tertentu justru akan sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku organisasi yang efektif.
Konflik itu bisa bermanfaat dan bisa pula merusak terhadap orang, kelompok, dan organisasi. Hal ini menjadi masalah penting dalam ilmu perilaku dan telah diselidiki dari banyak sudut pandangan.
Konflik dalam pengertian yang sangat luasdapat dikatakan sebagai segala macam bentuk hubungan antar-manusia yang bersifat berlawanan (antagonistic). Ia dapat terlihat secara jelas dan dapat pula secara tersembunyi.
1) Sebab terjadinya konflik
Dalam praktek sehari-hari, konflik sering diperlukan dan diciptakan atau malah diakui eksistensinya. Sehubungan dengan ini perlu pula dikatakan bahwa konflik bukan merupakan tanda kelemahan organisasi atau bukti kegagalan pimpinannya. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh Pondy, yang mengemukakan bahwa (konflik, seperti halnya rasa sakit, merupakan pertanda bahwa suatu organisasi sedang berada dalam atau sedang berdiri di ambang kesulitan. Suatu organisasi atau system social yang berusaha menekan adanya konflik, melarang pengungkapan perbedaan pendapat, kehilangan umpan balik untuk memperbaikidiri dan menciptakan stabilitas).
Walaupun demikian para manajer perlu memahami beberapa sebab yang dapat menimbulkan konflik, terutama untuk mendapatkan manfaat dalam menanganinya dan untuk menarik keuntungan dalam menciptakan perilaku-organisasi yang berguna bagi peningkatan efektifitas organisasi. Sebab-sebabnya itu bisa kita telusuri melalui situasi konflik dan bentuk konflik.
a) Situasi Konflik
Boulding sebagaimana dikutip oleh Hamner dan Organ (2009: 171), mengemukakan ada empat unsur dalam konflik, yaitu: pertama Pihak-pihak (parties) yang sedang berada dalam konflik pada umumnya peling tidak ada dua. Misalnya seseorag “lawan” seseorang. Kedua pihak termaksud dapat perorangan dengan perorangan, perorangan lawan kellompok, perorangan lawan organisasi, kelompok lawan kelompok, kelompok lawan organisasi, atau organisasi lawan organisasi lain. Kedua adalah field of conflict atau bidang konflik. Dalam unsure ini Boulding memasukkansemua arah perkembangan konflik, seperti konflik tertutup, konflik terbuka, atau malah konfrontasi. Ketiga adalah the dynamics of the situation. Dengan ini dimaksudkan suatu situasi dalam mana masing-masing kelompok berusaha mendekati pihak ketiga yang dianggap mempunyai kedudukan seingkat atau lebih dari pihak yang menjadi lawannya. Keempat adalah management, control, or resolution of conflict. Dalam unsure ini terkandung pengertian bahwa konflik bukanlah sesuatu yang dapat berdiri dan tidak dapat secara jelas dibedakan kapan mulainya dan kapan berakhir.
b) Bentuk Konflik
Secara umum dapat dikatakan bahwa ada tiga bentuk konflik, yaitu konflik dalam kelompok sendiri (within group conflict), konflik antar kelompok (conflict between groups in aparticular organization) dan konflik antar organisasi (conflict between organization). Berikut ini kita bicarakan ketiga bentuk konflik tersebut.
2) Beberapa strategi Penanggulangan konflik
Secara garis besar ada beberapa strategi penanggulangan konflik, diantaranya:
a) Pemecahan persoalan
b) Perundingan atau musyawarah
c) Mencari lawan yang sama
d) Meminta bantuan pihak ketiga
e) Mendahulukan kepentingan dan tujuan pihak pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan tujuan yang tinggi
f) Peningkatan interaksi dan komunikasi
g) Latihan kepekaan
h) Koordinasi.
2. Pembahasan
Kita adalah makhluk sosial yang cenderung mengorganisir dan me-manage urusan-urusan kita. Kita berbuat yang demikian dalam lingkungan yang semakin kompleks dan dinamis. Berorganisasi merupakan pengalaman dan dasar bagi praktek manajemen.
Manajemen adalah cara untuk mengatur sesuatu. Manajemen tidak hanya dilakukan oleh organisasi formal, tetapi dalam kehidupan kita juga diperlukan manajemen untuk menjadikan hidup menjadi lebih teratur dan tertata. Seperti mengatur keuangan, ada pemasukan dan pengeluaran. Untuk mengatur semua itu kita me-manag supaya antara pengeluaran dengan pemasukan itu seimbang sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Manajemen adalah subsistem kunci dalam system organisasi. Ia meliputi seluruh organisasi dan merupakan kekuatan vital yang menghubungkan semua sub-sistem lainnya.
Kelompok dan organisasi adalah bagian yang meluas (pervasive) dari kehidupan kita sekarang. Kita menggunakan sebagian besar waktu kita dalam lembaga pendidikan. Itu pun diperlukan manajemen untuk mengatur semuanya. Supaya kita bisa melaksanakan semua program dengan baik.
Organisasi bukanlah fenomena yang jauh dan tak-pribadi (impersonal). Organisasi itu sangat saling berhubungan dalam hidup kita sehari-hari. Tanpa berorganisasi hidup kita akan terasa hampa.
Kepemimpinan adalah kesanggupan seseorang untuk menunjuk orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan. Kepemimpinan sering diartikan sebagai sifat atau jalan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin anggotanya. Suatu organisasi tanpa pemimpin akan kacau. Karena jika tidak ada pemimpin maka tidak akan ada yang dapat mengatur kepemimpinan dan organisasi tidak akan berjalan dengan lancar.
Didalam berorganisasi pun diperlukan adanya komunikasi antar individu, antar kelompok, dan antar organisasi. Dengan adanya komunikasi maka akan tercapailah kelancaran dalam berorganisasi. Komunikasi merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan manajemen dan kepemimpinan dalam berorganisasi.
Komunikasi yang baik dimulai dengan adanya interaksi yang baik antara individu dengan individu yang lain dalam kelompok, kemudian komunikasi antar kelompok, dan akhirnya komunikasi antar organisasi.
Komunikasi antar-perorangan merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari perilaku dalam organisasi. Karena dalam banyak hal perilaku seseorang ditentukan oleh dan menentukan perilaku dalam organisasi dan dinyatakan dalam bentuk atau cara berkomunikasi. Alasan yang lain ialah karena komunikasi organisasional pada dasarnya merupakan jaringan komunikasi yang bersifat antar-perorangan. Fungsinya adalah sebagai penyampaiandan penerimaan pesan, baik dalam bentuk verbal (lisan) maupun dalam bentuk non-verbal, seperti tulisan, gerakan, dan sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri di setiap organisasi tentu akan terjadi konflik, baik itu konflik antarpribadi atau konflik organisasi. Namun semuanya bukan hanya bisa di selesaikan dengan ribut, tapi bisa diselesaikan dengan baik-baik.
Secara garis besar ada beberapa strategi penanggulangan konflik, diantaranya: Pemecahan persoalan, perundingan atau musyawarah, mencari lawan yang sama, meminta bantuan pihak ketiga, peningkatan interaksi dan komunikasi.
Secara umum konflik memang dapat menimbulkan tekanan, akan tetapi kadang-kadang konflik dapat mengakibatkan inovasi perubahan. Konflik dapat menambah semangat orang-orang untuk beraktivitas. Oleh karena itu, konflik sebaiknya diselesaikan secara baik, bukannya dilawan.
Individu dan kelompok individu yang mewujudkan entiti sosial dalam organisasi adalah aset terpenting dalam membentuk, mencorak, membudaya, mengurus, menentukan haluan dan juga kegagalan atau kejayaan sesebuah organisasi. Dalam memainkan dan menghidupkan peranan dan tanggungjawabnya, seorang individu perlu tahu tempatnya dalam sistem terdekatnya dan juga interaksi sistem itu dengan sistem-sistem lain serta meningkatkan keupayaannya ke arah pencapaian sinergi positif dalam organisasi. Pembinaan kemahiran baru dan budaya baru perlu dijelmakan dalam diri melalui kesedaran tentang perubahan di sekeliling yang menuntut kepada anjakan dalam cara kita berfikir dan bertindak.
Dalam organisasi sangat dibutuhkan yang namanya manajemen, Kepemimpinan, dan komunikasi. Setiap aspek dalam organisasi tersebut saling berhubungan, jika salah satu dari aspek tersebut tidak ada, maka organisasi tidak akan lancar.
C. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Komunikasi antar individu dalam organisasi adalah Interaksi antar anggota yang mempunyai peran dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik sangat menunjang bagi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Di samping itu, komunikasi juga dapat menjalin hubungan yang baik antar anggota. Dalam organisasi biasanya ada konflik, dan salah satu penanganan konflik tersebut dilakukan dengan adanya komunikasi. Jika penanganan konflik dilakukan tanpa komunikasi, maka konflik tersebut tidak akan dapat teratasi. Maka dari itu komunikasi sangatlah diperlukan untuk mencapai pengoptimalan dalam manajemen organisasi.
2. Saran
Untuk menjalankan organisasi diharapkan kita mempunyai strategi komunikasi yang baik. Organisasi yang baik dimulai dengan komunikasi yang baik antar pimpinan, kelompok, hingga anggotanya.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini pembaca dapat memanfaatkan semua yang didapat dari makalah ini. Yaitu komunikasi dalam organisasi yang baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun agar penulis bisa membuat karya tulis yang lebih baik lagi di masa mendatang. Penulis juga mengharapkan pembaca tidak puas dengan isi karya tulis ini agar pembaca bisa menggalinya lebih dalam lagi untuk menambah pengetahuan dan bisa mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Effandy, Onong Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Indrawijaya, Adam Ibrahim. (2009) . Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Umar, Husein. (2002). Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kast, Fremont E dan James E. Rosenzweig. (2002). Organisasi dan Manajemen. Terjemahan A. Hasymi Ali. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar